Fransiskus Widodo, yang juga aktif menyuarakan protes atas lanjutan proyek di atas lahan Sari Nabati itu, juga menyayangkan rencana tersebut.
Selain lahan Panjer merupakan akar sejarah nan vital di Kebumen, di lokasi ini pula terdapat banyak ragam peninggalan sejarah kerajaan.
Baca Juga: Reaksi Inul Daratista Kegirangan Arya Saloka sebagai Mas Al Balik Lagi ke Ikatan Cinta
Frans menyebut, di lokasi ini berada pemakaman kuwu Panjer, salah satu pimpinan Panjer yang memberikan kuasa penuh atas Kerajaan Demak untuk menyebarkan Islam pada abad ke-16.
Di lokasi dan halaman pabrik ini pula berdiri tempat yang diyakini sebagai tempat pertapaan Gajah Mada, pamoksan Gajah Mada, warga setempat menyebutnya.
“Dan bagaimanapun juga, zaman perjuangan kemerdekaan lahan ini menjadi pusat kekuatan," kata Frans dikutip dalam Buku Napak Tilas Jalan Daendels karya Angga Indrawan.
Baca Juga: Reza Gunawan Suami Dee Lestari Meninggal Dunia, Melaney Ricardo Sampaikan Ucapan Duka
Kotaraja Panjer merupakan pusat kekuatan perlawanan masyarakat Jawa pada Perang Diponegoro baik sebelum maupun setelah sang pemimpin ditangkap.
Pabrik Sari Nabati, juga sempat menjadi markas Jepang pada 1942 saat menduduki Jawa. Saksi heroisme terakhir terjadi pada Agresi Militer Belanda II.
Saat itu Sari Nabati menjadi markas Ba talyon 111/64 Resimen Moekahar/Resimen XX/Kedu Selatan.***