Dipastikan, tiap hari ulang tahun Kota Tuban dan hari besar Islam, area makam Sunan Bonang selalu dipenuhi peziarah dan berakhir dengan banyaknya tumpukan sampah.
Sayang, persinggahan penulis tak terlalu lama di kota yang namanya diambil dari kalimat watu tiban ini.
Baca Juga: PREDIKSI SKOR Head to Head Persib Bandung vs Rans Nusantara FC, Gaya Melatih Hebat Luis Milla
Sebuah penyesalan menambah, lantaran tak bisa membuktikan ucapan sekawanan pemuda yang mengamen sekitar alun alun sana. Kata mereka, alun-alun ini terus berdenyut 24 jam.
Begitulah Kota Tuban. Hanya sepintas yang bisa digambarkan. Sebelum meninggalkan kota ini, satu hal yang kemudian bisa disimpulkan.
Tuban layak disebut sebagai daerah yang sukses membangun akulturasinya. Gambaran utuh tentang adopsi berbagai budaya tersaji di sini. Konsekuensi logis seiring perjalanan panjang masa-masa Tuban menapaki sejarahnya.
Baca Juga: LINK STREAMING Persib Bandung vs RANS Nusantara FC, ini yang Berbeda dari Luis Milla
Dimulai dari pengaruh kerajaan Jawa bisa tergambar dengan posisi alun-alun yang selalu berdampingan dengan kantor kabupaten.
Pengaruh jaringan perdagangan Asia yang didominasi Cina tersaji dengan keberadaan dua kelenteng dan pecinannya yang berada tak jauh dari alun-alun.
Pengaruh Islam terasa dalam bangunan masjid dan makam Sunan Bonang. Serta, pengaruh terakhir, adalah birokrasi kolonial yang direfleksikan melalui keberadaan kantor pos, penjara, dan beberapa bangunan bergaya Indies lainnya.***