Menurut Coach Djanur, dengan tidak adanya kompetisi merupakan pukulan sangat berat yang harus diterima pelaku sepakbola Indonesia.
Bagaimana tidak, harapan yang sempat melambung kompetisi kembali dilanjutkan (Oktober) namun harus tertunda beberapa kali hingga akhirnya diputuskan tak ada lagi kegiatan pertandingan tahun ini (2020).
Baca Juga: Warga Karawang yang Meninggal Akibat Covid-19 Capai 200 Orang
Liga 1 edisi 2020 diputuskan ditunda hingga awal 2021. Kepolisian negara Indonesia tidak menerbitkan surat izin pertandingan mengingat kasus Covid-19 yang masih tinggi.
Kondisi tersebut di atas secara langsung berdampak kepada mentalitas dan psikologis pemain.
Tidak normal karena pelatih, pemain, dan official sebagian besar bergantung hidup kepada berjalannya roda kompetisi.
Baca Juga: Rumah Sakit Rujukan Penuh, 493 Pasien Covid-19 di Karawang Dirawat di Hotel
“Pada akhirnya, pesepakbola, pelatih, dan staf secara prinsip seolah dihukum karena tidak diizinkan untuk bermain sepakbola. Kami tidak mendapat pemasukan yang normal, banyak orang terdampak karena itu, kehidupan keluarga berasa dari pemasukan (gaji) pemain,” ungkapnya.
Jangan tanyakan kekhawatiran pemain, mereka sangat cemas dengan masa depan. Tak ada kabar pasti kapan Liga 1 kembali dimulai.
“Kami tentunya sangat cemas dengan masa depan dan jika itu terjadi maka mereka tidak termotivasi lagi untuk berlatih,” lanjut Coach Djanur.