PORTAL MAJALENGKA - Kehidupan manusia Jawa diwarnai dengan ragam peribasan, seloka atau disebut juga peribahasa Jawa. Pada prinsipnya istilah tersebut sama dengan pengertian kiasan.
Bentuk dari peribahasa Jawa biasanya menggunakan kalimat yang selalu konsisten tanpa perumpamaan yang berbelit atau bertele-tele. Kias yang digunakan tidak menunjukkan hal yang berbeda sifatnya.
Peribahasa Jawa mengandung dua makna yakni positif dan negatif menurut kelaziman masyarakat. Untuk peribahasa dengan makna positif umumnya digunakan sebagai teladan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Mengenal Peribahasa Jawa yang Maknanya Positif, Bisa Jadi Rujukan Motivasi
Sementara peribahasa Jawa dengan makna makna negatif dimaksudkan untuk mencegah manusia agar tidak melakukan hal-hal yang negatif.
Peribahasa Jawa yang bermakna negatif bersifat mencegah. Sedangkan makna positif bersifat anjuran atau percontohan.
Peribahasa Jawa juga memiliki kesesuaian kondisi serta konteks keumuman dalam kehidupan bermasyarakat.
Baca Juga: Prabu Siliwangi Dibuat Bengong Tidak Berdaya oleh Sunan Gunung Jati
Jika pada artikel sebelumnya mengenalkan peribahasa Jawa yang maknanya positif sebagai rujukan motivasi, maka kali ini yang maknanya negatif.