Mengenal Lebih Dekat Ibnu Arabi, Sosok Sufi Masyhur Perintis Faham Wahdatul Wujud

- 19 Agustus 2022, 17:15 WIB
Ilustrasi Ibnu Arabi, sufi masyhur pelopor wahdatul wujud.
Ilustrasi Ibnu Arabi, sufi masyhur pelopor wahdatul wujud. /Pixabay/xegxef

Ibnu Arabi telah meninggalkan beberapa tulisan untuk generasi sekarang yang jumlahmya 400 eksemplar, akan tetapi yang sampai hanya setengahnya. Dia bukan hanya seorang penulis, melainkan juga seorang penyair yang sangat baik.

Yang paling memenuhi fikiran Ibnu Arabi adalah sifat wujud dan hubungan antara wujud yang mungkin (alam semesta) dan wujud yang wajib (Allah). Lautan wujud yang bergelora ini tidak ada ujungnya.

Wujud yang bisa dicitra oleh indera manusia ialah merupakan riak-riak gelombang yang nampak dipermukaan, pemandangan luar dari zat Allah. Tuhan, menurut Ibn Arabi, bukanlah seperti oleh yang digambarkan oleh manusia dalam bentuk yanh macam-macam sesuai dengan kepercayaan agama mereka.

Mereka mencampakan sifat-sifat dari-Nya semau akal dan hati mereka. Tuhan menurut berbagai kepercayaan itu dalam pandangan Ibn Arabi adalah yang menciptakan manusia, yang digambarkan oleh setiap orang yang menganut kepercayaan itu, sesuai dengan kesiapan ilmu dan perkembangan ruhaniyahnya.

Baca Juga: Mengenal Sosok Hafizh Al-Syirazi, Sang Penyair Persia Kaliber Internasional Abad XIII

Tuhan yang benar tidak memiliki bentuk tertentu, yang tidak bisa dibatasi oleh akal, karena pada hakikatnya yang disembah itu berada pada diri penyembah.

Logika penyatuan wujud (wahdatul wujud) menurut Ibnu Arabi akan menghilangkan esensi agama apapun yang diturunkan, yang akan menghilangkan tanda-tanda ketuhanan yang diketahui oleh orang awam.

Namun, Ibnu Arabi tidak ingin merusak kesan tersebut. Dia menghancurkan satu sisi untuk membangun sisi yang lain. Bahkan kadang-kadang dia membangun agama yang lebih dari segi ruhaniyahnya dari puinh-puing lahiriyah syariat agama ini, menjadi sebuah agama yang lebih luas cakrawalanya dan memuaskan kebimbingan orang-orang awam dari hal-hal lahiriyah yang digambarkan oleh ahli fiqh dan orang-orang yang sangat fanatik terhadap agama mereka.

Teori Ibnu Arabi tentang insan kamil atau hakikat Muhammad membuatnya berpendapat bahwa sumber-sumber agama itu satu, yaitu hakikat Muhammad. Menurutnya, semua agama itu satu dan semuanya kepunyaan Allah.

Baca Juga: Dahsyat! Ini Alasan Abah Guru Sekumpul Selalu Menyimpan Lukisan Makam Rasulullah SAW di Rumahnya

Halaman:

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: Buku 125 Ilmuan Muslim Pengukir Sejarah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah