Mengenal Sosok Nashiruddin Al-Thusi, Seorang Astronom yang Ensiklopedis

3 Agustus 2022, 06:00 WIB
Ilustrasi Astronomi. /PIXABAY.com/@Angeleses

PORTAL MAJALENGKA - Nama lengkapnya ialah Abu Ja'far Muhammad bin Muhammad An-Nasr Al-Dun Al-Thusi Al-Muhaqqiq.

Ia lahir pada 18 Februari 1201 M di daerah Thus, yang juga merupakan tempat ia pertama kali mendapatkan pendidikan.

Ia juga merupakan seorang pemikir Islam yang hebat, karya-karya ensiklopedinya hampir meliputi semua cabang pengetahuan, termasuk astronomi, matematika, sains, optik, geografi, obat-obatan, filsafat, logika, musik, mineralogi, teologi dan etika.

Baca Juga: KERAMAT WALI, Ini yang Bikin Sekelompok Perampok Bertaubat di Hadapan Syekh Abdul Qodir Al Jaelani

Setelah ia selesai menerima pendidikan di kota kelahirannya. Ia melanjutkan tingkat pendidikan formalnya di Nishapur.

Gurunya yang paling terkenal ialah Farid Al-Din Damad dan Muhammad Hasib. Dari sang gurunya tersebut ia dianggap sebagai seorang filosof keturunan Ibnu Sina.

Kemudian setelah itu ia mempelajari ilmu kedokteran di bawah bimbingan Qutb Al-Din Al-Misri, yang merupakan murid terpandai dari Ar-Razi.

Baca Juga: Rasakan Manfaatnya! Amalan Ayat Pendek dari Leluhur Walisongo, Sunan Gunung Jati hingga Gus Dur

Nashiruddin Al Thusi menguasai 2 bahasa dengan baik, yaitu bahasa Arab dan Persia. Ia juga bisa dianggap orang yang bisa mewakili dua budaya yakni budaya Arab dan Budaya Persia dengan tingkat penguasaan yang sama.

Karya-karya ilmiahnya ditulis dengan warisan para pendahulunya.

Nashiruddin Al Thusi merupakan seorang yang ensiklopedis terkemuka dengan pemikiran yang tajam. Ia seorang penulis yang banyak berkarya, tidak kurang dari 56 karyanya terdaftar pada Brockelman.

Baca Juga: Kisah Wali Allah yang Diduga Buta Sejak Lahir, Dibuang ke Hutan oleh Ibunya Hingga Disusui Seekor Kijang

Dalam bidang astronomi, Nashiruddin al-Thusi memperoleh kemasyhuran yang besar yang telah memberikan sumbangan yang kekal kemasyurannya terutama terletak pada penelitian-penelitian astronominya yang dilakukan di observatorium Maragha.

Ia juga telah menulis sejumlah risalah astronomi yang terpenting diantaranya adalah "Kitab Al-Tazkira Fi Ilm al-Hai'a" (Memoriam Astronomi), suatu penyelidikan bidanh astronomi selengkapnya.

Selain itu Nashiruddin juga menulis sejumlah besar risalah astronomi, diantaranya adalah risalah yang berkaitan dengan:

Baca Juga: Dikisahkan Gus Baha Keramat Sahabat Umar Bin Khattab, Memadamkan Api Hanya dengan Sorban yang Dititipkan

a. Astronomi yang terbaik (Zubdat Al-Hai'a).

b. Lintasan besar dan jarak planet mercury.

c. Bagian-bagian Mutawassit.

d. Tentang terbit dan tenggelam.

e. Tentang bidang gerak.

Baca Juga: Begini Kata Sunan Gunung Jati Jika Orang Berani Ingkar Janji!

f. Tentang besar dan jarak matahari dan bulan.

g. Tentang kenaikan bintang-bintang.

h. Tentang bidang.

i. Tentang siang dan malam.

j. Tentang tempat tinggal.

Baca Juga: Kisah Danghyang Tanah Jawa, Syekh Subakir dan Dua Ulama Khos

Sementara karya pentingnya dalam bidang astronomi yang berhubungan dengan penanggalan adalah:

1. "Mukhtashar fi ilm al-Tanjim wa Ma'rifat al-Taqwim" (Ikhtisar Astrologi dan penanggalan).

2. "Kitab al-Barifi Ulum al-Taqwim wa Haraka al-Aflak wa Ahkam al-Nujum" (Buku unggul tentang Al-Manak, gerak bintang-bintang dan Astrologi Kehakiman).

Baca Juga: Inilah Ajaran Sunan Gunung Jati Tentang Pentingnya Bertobat Kepada Allah

Dalam bidang ilmu yang lain, Nashiruddin melakukan koreksi terhadap karya-karya tulis para ilmuan pendahulunya yang dikenal oleh bangsa Arab.

Selain itu, ia juga membuat terjemahan baru yang sangat bagus atas buku al-Majesty yang mengungguli semua terjemahan terdahulunya.

Peneropongannya untuk membuat kalender perbintangan telah dia mulai sejak usia 60 tahun, dan selesai 12 tahun kemudian. Setahun kemudiannya ia meninggal dunia.***

 

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Buku 125 Ilmuan Muslim Pengukir Sejarah

Tags

Terkini

Terpopuler