KISAH Raja Cirebon: Ki Gede Alang-Alang, Walangsungsang, Sunan Gunung Jati Penerus Takhta Prabu Siliwangi (2)

3 April 2022, 15:45 WIB
Pangeran Cakrabuana atau Walangsungsang, putra Prabu Siliwangi yang meneruskan pemerintahan Cirebon dari Ki gede Alang-Alang dan mewariskannya kepada Sunan Gunung Jati. /Youtube wisata religi

PORTAL MAJALENGKA - Ketika Cirebon berkembang menjadi sebuah kota yang maju di bidang perekonomian, salah satunya berkat perjuangan Ki Gede Alang-Alang dan Pangeran Cakrabuana atau Walangsungsang.

Pangeran Cakrabuana atau Walangsungsang merupakan putra dari Prabu Siliwangi yang saat itu memimpin Kerajaan Pajajaran.

Setelah Ki Danusela mangkat, Walangsungsang membangun istana sebagai tempat pemerintahan dinamai Pakungwati yang dambil dari salah satu anak perempuannya.

Baca Juga: Asal Usul Cirebon Sebelum Sunan Gunung Jati Menjadi Sultan, Ada Dua Tokoh Besar

Berkat jasa Pangeran Cakrabuana dalam menata pemerintah dan kewilayahan, Cirebon menjadi kota yang maju. Kemudian Walangsungsang berhasil mengislamkan mayoritas penduduk Cirebon.

Pangeran Cakrabuana dikenal juga sebagai Haji Abdullah Imam membentuk tentara Islam yang dilengkapi pasukan panah. Maka jadilah Cirebon sebagai kerajaan corak Islam pertama di Kerajaan Sunda Pajajaran.

Sri Baduga Maharaja Kerajaan Sunda, sangat gembira mendengar keberhasilan puteranya. Kemudian dia mengutus Tumenggung Jagabaya, disertai pasukan pengawalnya untuk menobatkan puteranya.

Sang Prabu mengirimkan Pratanda (tanda keprabuan) dan Anarimakna Kacakrawartyan (tanda kekuasaan), sebagai tanda pengakuan dan pengukuhan putranya.

Baca Juga: Cara Berbuka Puasa Ramadan Anjuran Rasulullah, Begini Penjelasan Mamah Dedeh

Pangeran Walangsungsang atau Ki Samadullah atau Ki Cakrabumi, atau Pangeran Cakrabuana, dinobatkan sebagai Tumenggung dan diberi gelar Sri Mangana oleh ayahnya, Sri Baduga Maharaja.

Cirebon semakin terkenal, setelah Walangsungsang kedatangan keponakannya Syarif Hidayatullah dari Mesir, anak adik perempuannya yang dahulu menikah saat ibadah haji di Mekkah.

Menjelang masa sepuhnya, Walangsungsang tidak kunjung dikaruniai pewaris tahta, 8 anak yang telah dilahirkan semuanya perempuan.

Menimbang ketiadaan penerus tahta, Walangsungsang menikahkan anak kesayangannya Nyi Mas Pakungwati dengan keponakannya Syarif Hidayatullah, putra dari Nyai Rara Santang yang menikah dengan Sultan Hud di Mesir.

Baca Juga: Arya Gumiringsing dan Arya Kiban, Dua Musuh Sunan Gunung Jati Kalah di Medan Perang

Sebelumnya dikisahkan Rara Santang menetap di Mesir, sementata Pangeran Walangsungsang memilih kembali ke Giri Amparan Jati membantu gurunya mendakwahkan ajaran Islam di Pulau Jawa.

Meskipun berdiam di negeri orang, Rara Santang tidak pernah lupa pada tanah kelahirannya. Dia bercita-cita mengislamkan ayahnya dan rakyat dari Kerajaan ayahnya, oleh karena itu dia mempersiapkan Syarif Hidayatullah membantu Uwaknya berdakwah di Cirebon.

Sepulang ke Cirebon, Sunan Gunung Jati akhirnya menikahi Nyi Pakungwati dan memimpin Cirebon menggantikan uwaknya Pangeran Cakrabuana.

Kemudian Syarif Hidayatullah sukses mendakwahkan Islam di Cirebon dan Jawa Barat, bahkan berhasil memajukan Kesultanan Cirebon bersama uwaknya.

Baca Juga: Hasil Latihan Bebas 1 MotoGP 2022 Argentina: Takaaki Nakagami Tercepat, Fabio Quartararo Masih Tebar Ancaman

Selepas Prabu Siliwangi mangkat, hubungan Cirebon dan Pajajaran menjadi buruk hingga kemudian Cirebon memproklamirkan merdeka dari Pajajaran dan membentuk Kerajaan Islam Cirebon, Kerajaan pertama dan tertua di Pasundan.

Disinilah Kejayaan Cirebon saat dipimpin oleh Syarif Hidayatullah atau dikenal Sunan Gunung Jati, dia merupakan keponakan dari Pangeran Cakrabuana yaitu dari adiknya Rara Santang yang menikah Sultan Hud Mesir.

Beliau ahli politik ulung dan juga sebagai ahli agama yang luas. Berkat kecerdasannya Cirebon disegani oleh kerajaan lainnya di Nusantara.

Mengamati perkembangan Cirebon yang makin maju setelah kedatangan keponakannya, meskipun mempunyai anak laki-laki, Pangeran Walangsungsang menyerahkan kekuasaannya atas Grage (Cirebon) kepada keponakanya. 

Baca Juga: Berikut 7 Rekomendasi Tempat Ngabuburit Puasa Ramadhan di Cirebon

Dua tahun selepas diperintah oleh Syarif Hidayatullah, tepatnya pada tahun 1479 Masehi, Syarif Hidayatullah yang mendapat persetujuan dari uwaknya Pangeran Walangsungsang membentuk Kerajaan Islam Cirebon yang merdeka dari Kerajaan Pajajaran.

Sebagai Cucu Prabu Siliwangi, Sunan Gunung Jati menjadi pemimpin yang mampu mensejahterakan masyarakat dan menjadikan Cirebon sebagai pusat peradaban Islam di Nusantara.

Mulai setelah itu, Cirebon menjelma menjadi Kerajaan Islam yang pengaruhnya sangat kuat di Jawa Barat. Saat ini Cirebon terus berkembang dan menjadi pusat kota di Pantai Utara Jawa Barat.

Baca Juga: Erick Thohir Diminta Pecat Anak Buah yang Palsukan Tanda Tangan Jusuf Kalla

Pembangunan nasional dibangun seperti tol yang menghubungkan Cirebon ke Jakarta, Cirebon ke Semarang bahkan sampai Surabaya. Selain itu Cirebon semakin berkembang pesat, menjadi pusat ekonomi Jawa Barat.

Disclaimer: Portal Majalengka hanya sekadar menfinformasikan bagi pembaca dari berbagai sumber dan referensi. *

Editor: Ayi Abdullah

Tags

Terkini

Terpopuler