Jika sudah terlanjur terjadi retinopati diabetes, pasien bisa menjalani terapi antara lain laser, obat anti-VEGF untuk menyembuhkan gejala hingga pembedahan untuk mencegah kebutaan.
Pada penyandang diabetes, kadar gula darah yang berlebihan seiring waktu dapat menyumbat pembuluh darah kecil yang menuju retina, sehingga menghentikan suplai darah ke salah satu bagian mata yang penting itu.
Akibatnya, mata mencoba menumbuhkan pembuluh darah baru. Tapi pembuluh darah baru ini tidak berkembang dengan baik dan mudah bocor. Serat saraf di retina mungkin mulai membengkak hingga terjadi kerusakan saraf yang menyebabkan glaukoma.
Baca Juga: Covid-19 Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi pada Pria
Dari sisi gejala, Arief menuturkan, pada tahap awal biasanya pasien tidak merasakan apa-apa.
Namun seiring berkembangnya penyakit, pasien bisa merasa seperti ada bintik-bintik gelap dalam pandangan, penglihatan kabur, sulit melihat warna, ada area gelap atau kosong dalam penglihatan hingga kehilangan penglihatan pada kedua mata.
“Retinopati diabetik kalau tidak diobati bisa sebabkan kebutaan permanen,” kata Arief.
Baca Juga: Manfaat Minum Jus Rumput Gandum Bagi Tubuh
Laman WebMD mencatat, penyandang diabetes tipe-1 jarang mengembangkan kondisi ini sebelum pubertas. Sementara pada orang dewasa, retinopati diabetik dialami mereka yang terkena diabetes tipe-1 setidaknya selama 5 tahun.
Khusus mereka yang terkena diabetes tipe-2, biasanya mengalami tanda-tanda masalah mata mereka saat terdiagnosis diabetes. ***