Vaksin dan 3M Dijalankan Berdampingan Untuk Proteksi Diri

- 11 Desember 2020, 04:00 WIB
Dr. Ede Surya Darmawan SKM., MDM, Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) menjadi pembicara bersama Abi Satria penyintas COVID-19 dalam acara dialog produktif bertema Vaksin Datang, Tetap Disiplin 3M di Jakarta, Kamis, 10 Desember 2020. DOK. KPCPEN
Dr. Ede Surya Darmawan SKM., MDM, Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) menjadi pembicara bersama Abi Satria penyintas COVID-19 dalam acara dialog produktif bertema Vaksin Datang, Tetap Disiplin 3M di Jakarta, Kamis, 10 Desember 2020. DOK. KPCPEN /KPCPEN

PORTAL MAJALENGKA  – Kedatangan vaksin Covid-19 pada Minggu (6/12) lalu menjadi kabar baik bagi upaya pencegahan pandemi Covid-19.

Setelah datangnya vaksin Covid-19, pemerintah masih menunggu hasil evaluasi Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) untuk melaksanakan program vaksinasi kepada masyarakat.

Namun setelah nantinya pelaksanaan vaksinasi berjalan, masyarakat harus tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak), karena dengan cara itulah Indonesia bisa cepat keluar dari pandemi COVID-19.

Baca Juga: Catat, Tiga Sektor Berikut Jadi Potensi Dasar Ketahanan Maritim Nasional

Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, Dr Ede Surya Darmawan SKM., MDM, mengatakan, vaksin itu adalah upaya protektif terhadap penyakit spesifik. Beberapa virus dan bakteri di Indonesia memang sudah lama kita lawan dengan imunisasi, sehingga di Indonesia kita mengenal program imunisasi, kemudian beberapa penyakit yang bisa dicegah melalui imunisasi bisa tereleminasi.

"Vaksin COVID-19 ini juga diharapkan memiliki peran seperti itu nantinya”, ujarnya dalam acara Dialog Produktif bertema "Vaksin Datang, Tetap Disiplin 3M” yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kamis 10 Desember 2020.

Lebih jauh lagi Dr Ede menjelaskan perhitungan untung rugi dari program vaksinasi nantinya, Vaksin itu untungnya lebih banyak daripada ketika kita harus sakit. Bukan hanya menelan biaya rata-rata Rp184 juta per orang, tapi juga kita rugi karena tidak bisa produktif bekerja.

Baca Juga: Ajak Ormas Dakwah Secara Bijak, Wamenag: Dakwah itu Mengajak Bukan Mengejek

Sejauh ini vaksin sebagai intervensi kesehatan masyarakat dalam pencegahan penyakit menular sudah terbukti efektif sejak lama”. Terkait efek ikutan setelah divaksinasi, menurut Dr. Ede hal tersebut hanya sekadar ketidaknyamanan yang bersifat sementara.

“Sakitnya hanya karena ditusuk jarum suntik, kemudian ada bengkak, badan panas. Tapi itu tidak akan berlangsung lama. Kalau vaksinnya efektif maka akan segera terbentuk antibodi sehingga kita akan kebal terhadap suatu penyakit yang spesifik,” ungkapnya.

Betapapun terpapar COVID-19 menjadi kerugian secara fisik dan mental seperti diceritakan Abi Satria, Penyintas COVID-19.

Baca Juga: Mata Najwa Raih Penghargaan 'Talkshow' Berita Terbaik Dalam Anugerah KPI 2020

“Kondisi fisikku di hari ke enam dirawat di Wisma Atlet, tubuh menggigil karena demam, meski AC sudah dimatikan. Pasca sembuh dari COVID-19, fisik sebenarnya sudah mulai membaik, tapi secara mental masih kurang stabil. Aku masih takut keluar dan muncul di depan publik. Setelah aku konsultasikan ternyata memang itu adalah dampak psikologis. Jadi bukan hanya terdampak pada fisik tapi juga mentalnya”, ujarnya.

Abi Satria juga mengatakan, Kita bisa tertular di mana saja dan kapan saja. Bisa jadi tertular dari benda-benda di sekitar kita. Masyarakat yang menganggap COVID-19 hanya konspirasi, percayalah COVID-19 ini nyata.

Karena mereka yang belum percaya mungkin belum pernah ada orang terdekatnya yang tertular COVID-19. Oleh karena itu Abi Satria menghimbau kepada masyarakat untuk tetap disiplin menjalankan 3M.

Baca Juga: Atasi Dampak Pandemi Covid-19, Kemnaker Paparkan 6 Kebijakan Berikut

“Untuk semua masyarakat yang masih abai dengan 3M, tolong jangan egois karena kita tidak pernah tahu kapan bertemu dengan orang yang imunitasnya sedang rentan. Kita tidak pernah sadar bahwa kita membawa virus kepada yang lebih tua atau muda, jadi jangan egois dan patuhi protokol 3M”, pesannya.

“Adapun untuk vaksin mari kita bersiap menyambut vaksinasi sebagai salah satu bentuk proteksi spesifik agar tidak tertular COVID-19. Tapi proses mendapatkan vaksin masih membutuhkan waktu, karena itu menjaga 3M itu bukan lagi pilihan tapi keharusan di situasi pandemi seperti ini. Bahkan khususnya untuk cuci tangan tidak boleh lepas, tidak ada COVID-19 pun kita harus terus cuci tangan”, tutup Dr. Ede. ***

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah