Mengenal Komdas, Komunitas Donor Darah Sehat yang Niat Bantu Ringankan Beban Orang Sakit tanpa Pamrih

9 November 2021, 18:26 WIB
Mengenal Komdas, Komunitas Donor Darah Sehat yang Niat Bantu Ringankan Beban Orang Sakit tanpa Pamrih /Michelle Gordon/Pixabay


PORTAL MAJALENGKA - Belum banyak dikenal masyarakat, salah satu komunitas yang sangat berjasa menyelamatkan nyawa orang. Diberi nama Komunitas Darah Sehat (Komdas).

Komdas hadir di tengah masyarakat yang sedang terbaring di rumah sakit dan membutuhkan donor darah tanpa pamrih. Semua anggota Komdas tidak segan-segan mendonorkan darahnya untuk menolong para pasien yang membutuhkan.

Sebagai salah satu mitra PMI, Komdas ini benar-benar banyak membantu masyarakat yang terkadang bingung untuk mencari pendonor ketika salah satu keluarganya terbaring di ruang Rumah Sakit.

PMI sebagai bank penyimpanan darah hanya akan memberikan darahnya dengan cara menukarkan darah pendonor lainnya. Hal ini dimaksudkan agar ketersediaan darah di PMI tidak habis ketika digunakan.

Munculnya Komdas menjadi salah satu solusi ketika ada masyarakat yang sakit dan membutuhkan pendonor, namun pihak keluarga tidak bisa mendonorkan darahnya karena sesuatu hal. Komunitas ini akan mendonorkan dengan sukarela sebagai pengganti darah yang digunakan oleh yang sakit.

Budiyono selaku pendiri Komdas menceritakan asal muasal berdirinya komunitas ini. Menurutnya, Komunitas Darah Sehat awalnya didirikan di Cirebon, pada 15 Januari 2020. Beranggotakan 16 relawan dan diberi nama Komdas Cirebon.

Seiring berjalannya waktu dengan memperkenalkan kepada masyarakat umum, keberadaan Komdas ini kian dikenal melalui jejaring sosial baik Facebook, Instagram maupun kanal YouTube. Hingga saat ini Komdas sudah memeliki lebih dari 3.000 relawan yang tersebar di berbagai kota.

"Sekarang Komdas alhamdulillaah sudah ada di 28 kota dan 8 provinsi yang insya Allah akan senusantara," ucap Budiyono selaku pendiri Komdas yang dihubungi Portal Majalengka via WhatsAap.

Adapun yang melatarbelakangi berdirinya Komdas menurutnya, dari kisah anaknya yang 7 tahun silam tepatnya 2016 terkena penyakit Leukimia. Pada saat itu anaknya dirawat di salah satu Rumah Sakit di Cirebon.

Di saat yang sangat genting dan anaknya membutuhkan donor darah, istri dari Budiyono ini bertemu dengan salah satu mafia darah (biasa praktik jual beli darah) untuk pasien yang membutuhkan tambahan darah. Dipatok dengan harga Rp750.000 per labuhnya. Dan saat itu anaknya membutuhkan 4 labuh tambahan darah.

Namun sayang, seiring dengan semakin parah sakit yang diderita anaknya, akhirnya harus rela melepaskan kepergian anaknya yang meninggal dunia.

Dari situlah hati Budiono tergerak untuk mengajak masyarakat agar mau bergotong royong untuk membantu pasien yang membutuhkan darah. Agar tidak ada lagi yang menjadi korban mafia darah.

Dia pun merekrut orang-orang yang mau bergabung untuk membantu meringankan beban orang yang sedang sakit dengan cara memberikan donor darah bagi yang membutuhkan tanpa pamrih.

Bagaimana peran Komdas di masa pandemi ini akan dikupas tuntas perjalanannya dalam membantu pasien covid 19 yang sebagian besar membutuhkan darah plasma konvalesen. Tunggu pada artikel berikutnya.***

Editor: Husain Ali

Tags

Terkini

Terpopuler