Asal Usul Pusaka Kujang Prabu Siliwangi dan Makna Filosofi yang Terkandung

- 10 Juni 2022, 13:00 WIB
Prabu Siliwangi dan pusaka Kujang adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dalam catatan sejarah. Kesaktian yang dimiliki prabu Siliwangi salah satunya tersimpan dalam pusaka kujang
Prabu Siliwangi dan pusaka Kujang adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dalam catatan sejarah. Kesaktian yang dimiliki prabu Siliwangi salah satunya tersimpan dalam pusaka kujang /YouTube

PORTAL MAJALENGKA – Prabu Siliwangi dan pusaka Kujang adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dalam catatan sejarah. Kesaktian yang dimiliki prabu Siliwangi salah satunya tersimpan dalam pusaka kujang.

Pada zaman dulu biasanya seseorang yang mempunyai pengaruh sangat besar, seperti seorang raja, Patih dan seorang Pendekar yang sakti mandraguna pasti memiliki pusaka sebagai senjata andalannya.

Salah satu pusaka yang sangat fenomenal dengan kisah kesaktiannya sampai sekarang yaitu Pusaka Kujang Prabu Siliwangi.

Baca Juga: Gus Baha Termasuk Keturunan Walisongo Sunan Kudus sesuai Catatan

Pusaka Kujang yang dimiliki Prabu Siliwangi konon memiliki kehebatan yang sangat luar biasa. Pusaka Kujang milik prabu Siliwangi bisa menghancurkan ribuan pasukan serta bisa menembus dan merusak alam gaib seketika.

selain memiliki kemampuan tersebut, Pusaka Kujang memiliki nilai artistik yang begitu indah dengan memiliki bentuk khas juga gagangnya yang dihiasi dengan ukiran bentuk kepala macan, memang sangatlah menarik perhatian.

Selain menjadi pusaka andalan dari Kerajaan Pajajaran senjata ini juga dikenal sebagai icon masyarakat Pasundan.

Baca Juga: Influencer Menjadi Cita-cita Baru Masa Kini, Begini Tips dan Trik Menjadi Influencer yang Sukses

Tidak heran jika hampir di seluruh wilayah Pasundan meliputi Jawa Barat dan Banten sering kita temukan simbol-simbol Kujang yang terpampang di pusat-pusat kota bahkan di pusat pemerintahan sendiri.

Pada awalnya, Kujang merupakan sebuah alat atau senjata kaum petani yang mengakar pada budaya pertanian masyarakat Sunda. Tentu dalam bentuk yang biasa saja layaknya alat untuk bertani.

Nilai Kujang sebagai sebuah benda pusaka pertama kali muncul dalam sejarah kerajaan Sunda-Galuh atau Pajajaran tepatnya pada masa Prabu Bunisora atau disebut juga sebagai Prabu Kuda Lalean.

Baca Juga: KESAKTIAN Keris Kalam Munyeng Sunan Giri, Dakwah Walisongo dan Sunan Gunung Jati

Sang prabu Kuda Lalean ialah kakek buyut dari Prabu Siliwangi yang merupakan seorang Petapa dan juga resi yang mumpuni dengan ketaatannya terhadap spiritual dan ajaran agama. Beliaupun mendapat gelar Raja resi.

Asal-usul Kujang menjadi sebuah benda pusaka bermula dari keinginan sang prabu memiliki sebuah pusaka yang menjadi ciri khas kerajaan dan bangsanya.

Pada saat itu, Prabu Kuda Lalean tengah melakukan tapabrata di kaki gunung Ciremai tepatnya di Curug Sawer wilayah Majalengka sekarang.

Baca Juga: Jangan Sampai Ketinggalan, Berikut Jam Tayang Film Asmara 2 Dunia di Indosiar

Tiba-tiba sang prabu mendapat petunjuk dari sang pencipta alam semesta sebuah pusaka yang berdasar pada Kujang yang biasa dipakai untuk alat bertani masyarakat Sunda.

Namun dengan perubahan bentuk ke arah yang lebih sakral. Bentuk dari kujang pusaka yang ada di benak sang prabu bentuknya mirip dengan pulau Jawa.

Bentuk pulau Jawa sendiri merupakan gambaran filosofi dari cita-cita sang prabu untuk menyatukan kerajaan-kerajaan di tanah Jawa yang memang masih satu keturunan dari kerajaan Sunda-Galuh untuk menjadi satu kerajaan besar di nusantara.

setelah mendapat petunjuk segera Prabu Kuda Lalean menugaskan salah seorang pandai besi atau Empu dari keluarga Kerajaan.

Baca Juga: Apakah Anda Keturunan Prabu Siliwangi dan Sunan Gunung Jati? Simak di Sini

Ia diminta membuat mata pisau seperti yang ada di dalam pikiran sang prabu. Mulanya sang Empu gusar soal bentuk senjata yang mesti dibuatnya maka sebelum melakukan pekerjaan sang Empu melakukan ritual meditasi untuk meneropong alam pikiran sang prabu.

Akhirnya didapatlah sebuah bayangan tentang purwarupa atau sketsa senjata seperti yang ada di dalam pikiran sang prabu.

setelah meditasi usai sang Empu memulai pekerjaannya dengan sentuhan-sentuhan magis yang diperkaya nilai-nilai filosofi spiritual maka jadilah sebuah pusaka yang memiliki kekuatan tinggi.

Sejak saat itu Kujang secara berangsur-angsur digunakan para raja dan bangsawan kerajaan di tanah Sunda sebagai lambang kewibawaan kesaktian dan juga menjadi sebuah pusaka kebanggaan setelah kekuasaan raja beralih pada Prabu Siliwangi.

Baca Juga: Romantisnya Raja Hud dari Mesir Melamar Rara Santang di Gunung Tursinah, Disaksikan Pangeran Cakrabuana

Prabu Siliwangi kemudian menyempurnakan kembali kujang pusaka dari para leluhurnya. selain daya magis yang lebih disempurnakan bentuk Kujang juga mengalami perubahan terutama pada pegangan Kujang yang diukir membentuk kepala macan.

Ukiran kepala macan adalah sebuah bentuk penghormatan Sang Prabu Siliwangi terhadap pendamping setianya yaitu Panglima Macan Putih yang selalu senantiasa setia untuk menjaga serta menghadapi serangan para musuh yang ingin menghancurkan Kerajaan Pajajaran.

Bentuk Kujang berkembang lebih jauh pada generasi selanjutnya. Salah satunya ketika pengaruh Islam tumbuh di masyarakat, Kujang telah mengalami Reka bentuk menyerupai huruf syin dalam bahasa Arab.

Ini merupakan upaya dari wilayah Pasundan yakni prabu kian Santang yang berkeinginan mengislamkan rakyat Pasundan.

Baca Juga: Kebesaran Rara Santang Ibunda Sunan Gunung Jati Menolak Harta Dunia dari Raja Mesir

Akhirnya filosofi Kujang yang sebelumnya bernuansa kepada ajaran leluhur dari kultur yang lampau direka ulang sesuai dengan filosofi ajaran Islam.

Huruf Sin sendiri adalah huruf pertama dalam kalimat syahadat, di mana setiap manusia bersaksi akan tuhan yang maha esa dan Nabi Muhammad sebagai utusan-nya.

Dengan mengucap kalimat Syahadat dan niat dalam hati inilah maka setiap manusia secara otomatis masuk Islam.

Sejak itulah model Kujang menggambarkan paduan dua karakter yang pertama Kujang bentuk awal Prabu kuda lalean yang disempurnakan oleh Prabu Siliwangi kedua gaya Kujang Prabu kian santang.

Baca Juga: Punya Penyakit Kulit Memang Menggangu Penampilan, Begini Cara Merawat Kulit Yang Benar

Mitos dan kepercayaan tentang kehebatan Pusaka Kujang ini masih melekat di masyarakat Sunda sampai sekarang.

Kujang dijadikan sebuah pusaka yang memiliki daya magis yang sangat tinggi dan memiliki kekuatan untuk media penghancur lawan, penjagaan diri, juga bisa dijadikan sebagai media pengangkat Wibawa bagi siapa saja yang memilikinya.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: YouTube Bujang Gotri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x