Ajaran Sunda Digambarkan Menjadi Sebuah Senjata dalam Wayang Golek! Simak Ulasannya

8 April 2024, 00:05 WIB
Ajaran Sunda Digambarkan Menjadi Sebuah Senjata dalam Wayang Golek! Simak Ulasannya /Disbudpar Bandung

PORTAL MAJALENGKA - Wayang golek yang terlahir di tatar Sunda merupakan sebuah kesenian tradisional yang sudah banyak penggemarnya.

Wayang golek Sunda juga masih cukup efektif dalam menyampaikan pesan kepada penggemarnya lewat dialog dalam lakon.

Dalam sejarahnya, penggunaan wayang, baik wayang golek atau kulit merupakan media dakwah Islam yang dibawa oleh Sunan Kalijaga.

Baca Juga: Asal Usul Tokoh Buta dalam Wayang Golek Sunda Menurut Ajaran Sundayana

Dilansir dari buku Pakuan Pajajaran di Tengah Pusaran Sejarah Dunia (2010:121), ajaran Sunda digambarkan sebagai bentuk senjata di pewayangan.

Dalam cerita pewayangan, ajaran Sunda digambarkan sebagai raja dari segala raja senjata atau senjata paling sakti dan ampuh.

Disebut raja dari segala raja senjata karena melihat bahwa ajaran Sunda dengan landasan dasarnya yakni welas asih dan merupakan ajaran yang sangat kuno.

Baca Juga: CONTOH KHUTBAH IDUL FITRI 1445 H, Bisa Bikin Jama'ah Menangis Mendengarnya

Rasa dan sikap welas asih tersebut juga dianggap sebagai sikap yang luhur dan dapat menyelesaikan berbagai macam masalah yang dialami manusia.

Bila melihat bentuk dari senjata ini juga cukup unik karena bentuknya tidak seperti senjata pada umumnya.

Bentuk senjata ini seperti busur panah. Namun ujung dari panah ini tidak runcing layaknya busur panah pada umumnya yang dikenal selama ini.

Baca Juga: Buku “Rihlah di Bumi Pasundan” Menjadi Jejak Inspiratif Pengalaman Peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka

Ujung dari busur panah ini berbentuk roda yang runcing seperti mata angin yakni barat, utara, timur, dan selatan.

Senjata unik, sakti, dan menjadi raja dari segala raja senjata dalam pewayangan ini disebut Jamparing Panah Chakra.

Jamparing Panah Chakra, yaitu senjata milik Sang Hyang Wisnu yang dapat mengalahkan sifat jahat dan angkara-murka. Konon tidak ada yang dapat lolos dari bidikan Jamparing Panah Chakra.

Baca Juga: Sempat Tertimbun Longsor, Jalan Penghubung Majalengka-Kuningan Kini Bisa Dilalui Pemudik

Filosofi dari senjata Jamparing Panah Chakra adalah Jamparing, sebuah kependekan dari Jampe Kuring.

Jampe Kuring merupakan kosakata bahasa Sunda dan bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yakni jampe adalah ajian, dan kuring adalah saya.

Panah merupakan resapan bahasa dari kata manah bermakna hati yakni hati yang memiliki rasa welas asih.

Baca Juga: Polres Majalengka Larang Pemudik Parkir di Bahu Jalan

Chakra atau cakra adalah titik pusaran yang bersinar atau roda penggerak kehidupan bermakna matahari.

Apabila digabungkan dapat bermakna bahwa ajian saya yakni welas asih yang dapat menggerakkan roda kehidupan seperti halnya matahari yang cahayanya dapat memberi manfaat besar bagi kehidupan.

Itulah sekilas tentang senjata yang sakti dan sangat ampuh dan dianggap sebagai raja dari raja senjata dalam cerita wayang golek sunda.***

Editor: Husain Ali

Sumber: Buku Pakuan Pajajaran di Tengah Pusaran Sejarah Dunia

Tags

Terkini

Terpopuler