Isu Covid-19 Rentan Dipolitisasi

28 Agustus 2020, 15:46 WIB
Ketua Kadin Majalengka, H Budi Victoriyadi bersama pelaku usaha H Tete Sukarsa ketika menjadi narasumber diskusi publik di kantor PWI Majalengka, Jumat 28 Agustus 2020 /Portal Majalengka/Andra Adyatama

PORTAL MAJALENGKA - Pengusaha dan politikus senior Majalengka H Tete Sukarsa mengatakan pandemi covid-19 berdampak terhadap ekonomi dan politik di Indonesia.

"Kalau Pilres digelar hari ini, siapa pun yang bisa bersikap benar terhadap covid ini, dialah pemenang Pilpres,"kata Tete saat Diskusi dan Ngopi Bareng di Kantor PWI Kabupaten Majalengka, Jumat 28 Agustus 2020.

"Bagi ekonomi dampak covid ini bagaikan air bah, bagi pengusaha mikto dia kolaps tapi bisa bangkit lagi. Rata-rata usaha yang gulur tikar belum kuat akarnya tapi sudah berkembang tinggi, beda dengan usaha kecil seperti konveksi yang buat masker dan lain-lain yang bisa survive,"ungkap Tete yang mantan Ketua DPC sebuah Partai Politik di Majalengka.

Baca Juga: Klub Selangor Perpanjang Kontrak Ketua PSSI Majalengka

Tete mengatakan, efek pandemi Covid-19 ini mungkin teguran ketika pemerintah bertumpu kepada pertumbuhan, konglomerasi atau industrialisasi kini saatnya pemerintah berpihak kepada pengusaha mikro atau UMKM.

"Keunggulan masyarakat Majalengka memiliki etos kerja yang tinggi, wilayah utara nenek-nenek masih suka ke jebor, di selatan bikin keripik jadi masyarakat Majalengka ini paling bertahan di tengah pandemi covid-19," tukasnya.

"APBD kita itu harus diarahkan kepada yang betul-betul produktif, tidak hanya Pariwisata kecuali dari provinsi, kepada UMKM juga harus diprioritaskan," imbuhnya.

Baca Juga: Republik Indonesia Diminta Tidak Ikut Campur Kisruh Kasepuhan

Di tempat yang sama Ketua Kadin Majalengka H. Budi Victoriadi mengatakan saat ini akan masuk tahap recovery ekonomi dengan anggaran yang luar biasa.

"Paling terdampak PHRI, sudah banyak hotel dan restoran di wilayah 3 Cirebon yang dijual, termasuk yang terdampak itu sektor transportasi banyak yang beralih ke kargo.

Dengan konteks ekonomi global, perlu regulasi bagaimana membangun UMKM tersebut," ungkap Mang Budi sapaan akrabnya.

Baca Juga: Tilu  Pelaku Spesialis Pembobol Toko Diamankeun Sat Reskrim Polres Majalengka

"Anggaran recovery ekonomi sudah cukup besar bahkan sebelum era Jokowi ada KUR dan sebagainya, persoalannya tidak sejalan dengan kebutuhan UMKM. Misalnya untuk packaging saja tidak ada di Majalengka, harus ke Bandung atau ke Cirebon," imbuh Budi.

Mang Budi menegaskan, perlu regulasi bagaimana produk Majalengka dimanfaatkan oleh Majalengka sendiri dan hampir 450 T anggaran recovery ekonomi yang didistribusikan ke seluruh kabupaten/kota di Indonesia, mudah-mudahan bisa efektif.

Baca Juga: KPI dan KPID Tidak Hanya Jadi Pengawas Penyiaran Di Media Mainstream, Tapi Mencakup Media Sosial

"Dengan regulasi yang konkrit harus ada UMKM Majalengka yang naik ke level ekspor karena di kita ada Bandara Kertajati dengan Aerocitynya termasuk di dalamnya ada Cargo Village," tandasnya.***

Editor: Andra Adyatama

Tags

Terkini

Terpopuler