Sebut saja Kang Ayip Muh (Kota Cirebon), KH Syakur Yassin, KH Abdullah Abbas (Buntet), KH Syukron Makmun, KH Hannan, KH Sanusi, KH Machsuni (Kwitang), dan masih banyak murid Kiai Amin Sepuh yang tersebar di Nusantara.
KH Amien Sepuh menekuni Pesantren Babakan sebagai tempat pengabdiannya terhadap masyarakat Islam khususnya.
Setelah 25 tahun mengembangkan Pesantren Babakan, tahun 1940-an, yaitu pasca kemerdekaan, beliau sekaligus berjuang bagi kemerdekaan RI.
Bahkan dalam perang 10 November 1945 Surabaya, para kiai khos termasuk KH Hasyim Asy’ari menunggu kabar dari KH Amin Sepuh sebelum mengeluarkan Fatwa Jihad.
KH Amin Sepuh bersama beberapa anaknya, para kiai Cirebon dan Jawa Barat juga para ustadz, santri dan masyarakat benar-benar berjuang ke surabaya, Jawa Timur.
Bahkan kabarnya yang menembak Jendral Mallaby dari Inggris yang diboncengi Belanda (NICA), adalah anak buah KH Amin Sepuh yang bernama Kiai Sholeh wafat disana.
Pasca revolusi kemerdekaan, beliau dibantu adik iparnya sekaligus muridnya KH Sanusi terus mengembangkan pesantren dengan berbagai tantangan.
Baca Juga: Forum Pimred PRMN Nilai Data Survei Imogen Terkait Indonesian Media Landscape 2022 Keliru
Bahkan yang dahsyat adalah ketika Agresi Belanda II tepatnya tahun 1952, pondok pesantren diserang Belanda.