Kapan Lailatul Qadar Terjadi? Berikut Penjelasan Ibnu Hajar Al-Asqalani

- 10 Mei 2021, 00:43 WIB
Ilustrasi malam Lailatul Qadar 2021
Ilustrasi malam Lailatul Qadar 2021 /unsplash.com/Greg Rakozy

PORTAL MAJALENGKA - Lailatul Qadar merupakan malam istimewa. Karena pada malam itu, lebih utama dari seribu bulan.

Lailatul Qadar hanya datang di malam bulan suci Ramdhan. Lantas kapan Lailatul Qadar terjadi?

Yang pasti Allah Swt merahasiakan datangnya Lailatul Qadar. Hanya dari pendapat ulama berdasarkan riwayat Hadist, kapan terjadinya Lailatul Qadar diprediksi. 

Baca Juga: Kapan Terjadi Lailatul Qadar? Begini Keterangan Alquran dan Hadis

Berikut penjelasan Ibnu Hajar Al-Asqalani (1372-1449 M), salah satu ulama Hadis yang masyhur dari mazhab Syafii seperti dilansir NU Online.

Menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani terkait waktu terjadinya Lailatul Qadar, ada banyak sekali pendapat. Masing-masing pendapat dengan landasan argumennya.

Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari menyebutkan, setidaknya terdapat 45 pendapat soal ketetapan waktu Lailatul Qadar. Namun dari 45 pendapat tersebut, yang paling unggul (rajih) adalah pendapat yang menyebutkan bahwa Lailatul Qadar terjadi pada tanggal ganjil dari 10 malam terakhir Ramadhan.

Baca Juga: Aktor Kerusuhan Papua 2019 Victor Yeimo Ditangkap Satgas Nemangkawi

Masih menurut Ibnu Hajar, dari tanggal ganjil 10 malam terakhir Ramadhan tersebut jatuhnya di malam berbeda pada tiap tahunnya. Dari tanggal-tanggal ganjil itu, yang paling potensial adalah tanggal 21 dan 23 Ramadhan. Sebagaimana pendapat Imam Syafi’i. Sementara menurut mayoritas ulama adalah malam tanggal 27 Ramadhan. (Lihat Fathul Bari, juz 5, hal. 569)

Dalil yang mendasari Ibnu Hajar Al-Asqalani terkait pendapat Lailatul Qadar yang terjadi pada 10 malam terakhir Ramadhan. Berikut dalilnya:

Baca Juga: Positif COVID-19 di Indonesia Hari Ini Tambah 3.922 Kasus, Lebih Banyak Sembuh 4.360 Orang

وعن عائشة رضي الله عنها، قالت: كَانَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - يُجَاوِرُ في العَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ، ويقول: «تَحَرَّوا لَيْلَةَ القَدْرِ في العَشْرِ الأوَاخِرِ مِنْ رَمَضانَ». متفقٌ عَلَيْهِ.

Artinya, “Dari Aisyah ra, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: ‘Carilah lailatul qadar itu dalam malam sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.” (Muttafaq ‘alaih)

Dikerucutkan dengan hadits berikut:

Baca Juga: Pemudik Nekat Pakai Surat Sehat Palsu, Diberhentikan Polisi, Terancam 6 Tahun Penjara

وعنها رضي الله عنها: أنَّ رسولَ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «تَحَرَّوْا لَيْلَةَ القَدْرِ في الوَتْرِ مِنَ العَشْرِ الأوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ». رواه البخاري.

Artinya, “Dari Aisyah ra pula, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: ‘Carilah lailatul qadar itu dalam malam ganjil dari sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)

Atas dasar dua hadits tersebut, Ibnu Hajar mengunggulkan pendapat yang mengatakan bahwa Lailatul Qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan. Tepatnya pada malam-malam tanggal ganjil.

Baca Juga: 70 Ribu Kendaraan Mudik Diputar Balik di 381 Titik, Volume Turun 73 Persen

Berikutnya, pendapat yang mengatakan terjadi pada malam ke-23 bulan Ramdhan. Pendapat ini didukung oleh Imam Syafi’i. Dalam satu hadits dijelaskan, salah seorang sahabat Nabi yang bernama Abdullah bin Unais bertanya perihal malam Lailatul Qadar,

يَا رَسُولَ اللَّهِ مَتَى نَلْتَمِسُ هَذِهِ اللَّيْلَةَ الْمُبَارَكَةَ

Artinya, “Wahai Rasulullah, kapankah kami bisa memperoleh malam penuh berkah ini?”

Baca Juga: Indonesia Kecam Serangan Tentara Israel ke Masjid Al-Aqsa di Malam Lailatul Qodar

Rasulullah menjawab,

الْتَمِسُوهَا هَذِهِ اللَّيْلَة (وَقَالَ وَذَلِكَ مَسَاءَ لَيْلَةِ ثَلَاثٍ وَعِشْرِينَ)

Artinya, “Carilah pada malam ini (malam 23 Ramadhan)”

Baca Juga: Keren Nih, Kapolri Listyo Sigit Bagikan Bansos Kepada Mahasiswa yang Tidak Mudik Lebaran 2021

Selanjutnya pendapat yang menyebutkan Lailatul Qadar terjadi pada malam ke-27 bulan Ramdhan. Ini merupakan pendapat mayoritas ulama. Landasan argumennya berdasarkan atsar Ubay bin Ka’ab berikut,

عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ: (وَاللَّهِ إِنِّي لأَعْلَمُهَا وَأَكْثَرُ عِلْمِي هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقِيَامِهَا، هِيَ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ

Artinya, “Dari Ubay bin Ka’ab: ‘Demi Allah, sungguh aku mengetahui malam (Lailatul Qadar) tersebut. Puncak ilmuku bahwa malam tersebut adalah malam yang Rasulullah saw memerintahkan kami untuk menegakkan salat padanya, yaitu malam ke-27." (HR. Muslim)

Baca Juga: Sabar Dulu, Pesta Manchester City Tertunda Akibat Kalah 1-2 dari Chelsea

Sementara pendapat yang mengatakan tidak menentu, dalam artian berpindah-pindah setiap tahunnya, bukan hanya tanggal 23 atau 27 saja, berdasarkan banyak riwayat. Di mana setiap riwayatnya ada yang mengatakan tanggal 21, 23, 27, dan 29.

Lalu, apa hikmah Lailatul Qadar dirahasiakan?

Masih menurut Ibnu Hajar. Dalam Fathul Bari-nya, ia menjelaskan, bahwa hikmah dirahasiakannya malam Lailatul Qadar adalah supaya umat Islam bersungguh-sungguh dalam berusaha memperolehnya dengan kesungguhan ibadah.

Baca Juga: Bikin Geger, Ini Arti Bipang Ambawang yang Disebut Presiden Jokowi dalam Pidato

Berbeda jika ditentukan pada tanggal sekian, khawatir kesungguhan ibadahnya hanya malam itu saja. (Lihat Fathul Bari, juz 5, hal. 155). 

Demikian sekilas penjelasan kapan terjadinya Lailatul Qadar. Wallahu a'lam.***

Editor: Husain Ali

Sumber: Instagram NU Online @nuonline_id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah