Dirjen Pendidikan Usung Program SMK-D2 Jalur Cepat 4,5 Tahun Padukan Sistem Jepang dan Jerman

- 4 Februari 2021, 19:30 WIB
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto (kanan) memberikan keterangan saat peluncuran dua program baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) di bidang pendidikan Vokasi.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto (kanan) memberikan keterangan saat peluncuran dua program baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) di bidang pendidikan Vokasi. /Bagus Kurniawan/kemdikbud/portaljogja.com

PORTAL MAJALENGKA-Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto mengatakan program SMK-D2 Jalur Cepat berlangsung selama 4,5 tahun dan wajib magang di industri.

Program SMK-D2 yang diusung Dirjen Pendidikan tersebut mengkolaborasikan
dua sistem, yakni Jepang dan Jerman.

Wikan mengatakan program SMK-D2 tersebut bertujuan agar  Indonesia memiliki tenaga kerja teknik yang cakap dan terampil.

Baca Juga: PB IDI: Antibodi Penyintas COVID-19 Tidak Bertahan Lama

“Program ini memadukan dua sistem, yakni Jepang dan Jerman, kalau di Jepang itu SMK lamanya lima tahun. Jadi, kita jadikan 4,5 tahun hingga D2," ujar Wikan dalam taklimat media secara daring di Jakarta, Kamis.

Program tersebut, lanjut Wikan terdiri dari enam semester jenjang SMK dan tiga semester untuk jenjang D2.

Wikan juga berharap agar program diploma tiga atau D3 bisa ditingkatkan lagi menjadi diploma empat (D4) dengan tujuan untuk mendapatkan input yang baik.

Baca Juga: Dua Orang Tewas dan Enam Rumah Hilang Terseret Banjir di Gempol

Program peningkatan D3 menjadi D4 tersebut, kata Wikan, tidak wajib. Semua keputusan ditentukan oleh pimpinan unit pendidikan itu sendiri.

Perbedaan antara sarjana terapan dengan sarjana akademis adalah lebih banyak pada praktik, yang mana program studi sarjana terapan 60 persen adalah praktik dan 40 persen teori. Beda dengan sarjana akademis yang lebih banyak teori.

“Pada tahun ini, kami fokus pada link and match dengan konsep delapan plus satu (8 plus 1), kita mengutamakan kualitas yang bertujuan untuk menghasilkan output dan dampak signifikan," tuturnya.

Baca Juga: Melihat Lebih Dekat 'Kampung Mati' di Majalengka yang Viral di Media Sosial

Selain itu, seluruh dana hibah dan bantuan untuk SMK maupun perguruan tinggi vokasi hanya diperuntukkan bagi unit pendidikan yang pemimpinnya bagus dan memiliki karakter. Oleh karena itu, pada tahun ini, pihaknya juga fokus pada pelatihan dan peningkatan kapasitas kepala sekolah maupun direktur perguruan tinggi vokasi.***

Editor: Husain Ali

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah