7 ISTILAH PENTING dalam Kurikulum Merdeka Belajar, Para Guru Harus Tahu dan Paham

21 Juli 2023, 18:32 WIB
Berkat implementasi Kurikulum Merdeka Belajar, guru dan peserta didik menjadi lebih fokus pada materi esensial dan capaian pembelajaran yang disepakati bersama. /Kemendikbudristek/

 

PORTAL MAJALENGKA - Seperti dijelaskan pada situs resmi Kemendikbud Ristek, Kurikulum Merdeka Belajar adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam.

Kurikulum Merdeka Belajar hadir sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam pemulihan pembelajaran setelah pandemi Covid-19, sekaligus menjadi pengganti Kurikulum 2013 yang sudah diterapkan di Indonesia sejak 10 tahun yang lalu.

Kurikulum Merdeka Belajar sudah diperkenalkan sejak Februari 2022, dan kini mulai diterapkan secara bertahap di beberapa sekolah dan madrasah di Indonesia. Kurikulum ini ditargetkan akan menjadi kurikulum nasional pada tahun 2024.

Dalam Kurikulum Merdeka Belajar terdapat beberapa istilah baru yang perlu diketahui dan dipahami oleh para guru.

Hal itu agar saat pengimplementasian kurikulum ini bisa terlaksana dengan baik sesuai harapan.

Baca Juga: Kepsek dan Para Pengajar MI se-Kuningan Antusias Ikuti Bimtek, Siap Terapkan Implementasi Kurikulum Merdeka

Beberapa istilah yang ada dalam Kurikulum Merdeka Belajar sebagaimana dimaksud  adalah sebagai berikut:

1. Capaian Pembelajaran (CP)

Capaian Pembelajaran (CP) adalah istilah dalam Kurikulum Merdeka Belajar yang berarti kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase perkembangan.

CP ini meliputi sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.

Contohnya, CP dalam mata pelajaran Matematika adalah siswa dapat mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar.

Istilah CP ini sama dengan istilah KI dan KD dalam Kurikulum 2013. Bedanya, format CP kurikulum merdeka belajar menggabungkan semua aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap tidak dipiah-pisah sebagaimana KI dan KD. Semua aspek tersebut digabung dan diintegrasikan dalam satu paragraf.

CP ini dibuat berdasarkan pembagian fase kelas. Adapun fase-fase dalam Kurikulum Merdeka Belajar adalah sebagai berikut.

Fase A: Kelas 1-2 SD/MI/SDLB/Paket A

Fase B: Kelas 3-4 SD/MI/SDLB/Paket A

Fase C: Kelas 5-6 SD/MI/SDLB/Paket A

Fase D: Kelas 7-9 SMP/MTs/SMPLB/Paket B

Fase E: Kelas 10 SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK

Fase F: Kelas 11-12 SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK

Baca Juga: MASIH Ada Kekurangan, Kurikulum Merdeka Perlu Terus Dievaluasi

2. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) adalah rangkaian Tujuan Pembelajaran yang disusun secara sistematis dan logis di dalam fase pembelajaran untuk peserta didik agar sesuai dengan Capaian Pembelajaran.

ATP ini memiliki fungsi yang sama dengan silabus, yakni menjadi panduan perencanaan pembelajaran.

ATP juga menjadi panduan guru dan murid untuk mencapai Capaian Pembelajaran di akhir suatu fase.

Dalam penyusunannya, guru dapat menyesuaikan dengan konteks dan kebutuhan siswa di kelas yang diampunya.

Untuk memudahkan guru dalam menyusun Alur Tujuan Pembelajaran, pemerintah sudah menyediakan beberapa contoh ATP yang dapat digunakan atau dimodifikasi sesuai kebutuhan.

3. Modul Ajar (MA)

Istilah Modul Ajar (MA) dalam Kurikulum Merdeka Belajar ini sama namun lebih lengkap dibanding istilah RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dalam Kurikulum 2013.

Beberapa komponen dalam MA, di antaranya tujuan pembelajaran, langkah pembelajaran, media pembelajaran, asesmen, serta informasi dan referensi belajar lainnya.

Baca Juga: Apa Alasan, Manfaat dan Dampak Penerapan Kurikulum Merdeka? Ini Penjelasannya

4. Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin (khusus madrasah)

Profil Pelajar Pancasila adalah sejumlah ciri karakter dan kompetensi yang diharapkan untuk diraih oleh peserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila.

Istilah ini sama dengan PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) dalam Kurikulum 2013.

Ada enam elemen utama yang harus dimiliki oleh Pelajar Pancasila, yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Sementara untuk Madrasah ada penambahan, dimana dalam P5 dituangkan nilai Rahmatan lil Alamin.

Projek Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin yang terintegrasi dalam Profil Pelajar Pancasila dimaksudkan agar dapat memastikan cara beragama lulusan madrasah bersifat moderat (tawassuṭ).

Sebagai inspirasi tentu tidak rigid dan kaku. Madrasah diberi keleluasaan untuk melakukan kreasi dan inovasi kurikululum untuk mengakomodir karakteristik, kekhasan, kebutuhan dan visi-misi madrasah. Madrasah didorong berani melakukan kreatifitas dan inovasi tanpa menunggu harus lengkap dan sempurna demi memberikan layanan terbaik kepada peserta didik madrasah.

Baca Juga: BEGINI Perbandingan dan Perbedaan Kurikulum Merdeka dengan Sebelumnya Jenjang SD, SMP, SMA dan SMK

5. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)

Kurikulum Merdeka Belajar tidak lagi menggunakan istilah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) pada setiap mata pelajaran. Istilah tersebut diganti dengan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP).

Fungsi dari KKTP utamanya adalah sebagai bahan refleksi guru dalam menilai proses pembelajaran dan mengetahui tingkat penguasaan kompetensi siswa.

Dengan begitu guru dapat memperbaiki proses pembelajaran atau menciptakan pembelajaran yang lebih sesuai dengan siswa.

Dalam menentukan KKTP pada Kurikulum Merdeka, bisa dilakukan dengan beberapa cara diantaranya dengan menggunakan deskripsi kriteria, rubrik performa, interval nilai, interval nilai yang diolah dari rubrik, dan memperhatikan kompetensi yang ada dalam tujuan pembelajaran.

6. Teaching at the Right Level (TaRL)

Teaching at the Right Level (TaRL) merupakan pola pendekatan belajar yang lebih berfokus pada tingkat kemampuan peserta didik dibandingkan tingkatan kelasnya.

Pola pendekatan ini memudahkan guru merancang pembelajaran sesuai tahap pencapaian setiap peserta didik, terutama dalam meningkatkan kemampuan numerasi dan literasi.

Pendekatan ini bertujuan untuk memastikan setiap siswa mendapatkan hak belajar yang sama, mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, dan memberikan waktu yang cukup pada siswa dalam membangun serta meningkatkan kompetensi numerasi dan literasi yang dimiliki.

Baca Juga: Ketahui Arti dan Tujuan Kurikulum Merdeka di Dunia Pendidikan Indonesia Saat Ini

7. Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan (KOSP) atau Kurikulum Operasional Madrasah (KOM)

Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan (KOSP) adalah istilah dalam Kurikulum Merdeka Belajar yang memuat seluruh rencana proses belajar yang diselenggarakan di satuan pendidikan.

KOSP sama dengan istilah KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), merupakan pedoman seluruh penyelenggaraan pembelajaran. 

KOSP memuat seluruh rencana proses belajar yang diselenggarakan di satuan pendidikan, sebagai pedoman seluruh penyelenggaraan pembelajaran.

Agar lebih efektif KOSP harus dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik dan satuan pendidikan.

Istilah kurikulum operasional satuan pendidikan (KOSP) di madrasah disebut dengan nama Kurikulum Operasional Madrasah (KOM).

KOM ini berisi prinsip dan contoh strategi untuk memandu madrasah mengembangkan kurikulum operasionalnya.

Dalam menyusun kurikulum operasional, madrasah diberikan wewenang untuk menentukan format dan sistematika penyusunannya.

Demikian 7 istilah dalam Kurikulum Merdeka Belajar yang penting diketahui para guru. Semoga bermanfaat. *

Editor: Ayi Abdullah

Tags

Terkini

Terpopuler