Korban yang begitu banyak terdiri dari ulama, santri, pejabat pemerintahan, personel keamanan, sampai keturunan raja-raja.
Hal ini telah muncul dan dibahas di berbagai artikel nasional, bahkan dalam Buku Putih Benturan NU-PKI, dituliskan pula beberapa naskah pidato antara pemerintahan dan PKI.
Baca Juga: Ketika Gus Dur Memaknai Hadis 'Tuntutlah Ilmu Sampai Ke Negeri China', Begini Penjelasannya
Namun pasca PKI diberangus oleh pemerintahan Indonesia dengan akhir partai ini dibubarkan, sangkalan terhadap peristiwa yang telah lalu pun dimunculkan oleh pihak PKI.
Kala itu dalam pemberantasan PKI, memang banyak pula korban berjatuhan dari kalangan PKI. Hal itu menjadi sebuah pembelaan tersendiri dari pihak PKI.
Banyak peneliti asing yang mengatasnamakan HAM atas kejadian pembantaian terhadap PKI ini. Namun sayang, dalam beberapa keterangan, mereka pun tidak meneliti juga kekejaman PKI terhadap bangsanya.
Baca Juga: Berikut Tema dan Makna Logo Hari Santri Nasional 2022 Lengkap Link Downloadnya
Dengan adanya hal tersebut, banyak orang menuding keterlibatan asing dalam peristiwa yang dipelopori PKI pada 1948-1965.
Terdapat tulisan sangkalan yang dibuat Suripno, seorang pimpinan PKI yang telah memasukkan Muso ke Indonesia.
Tulisan ini dibuat di dalam penjara, saat Suripno tertangkap dan dihukum sebagai anggota PKI dengan segala kekejamannya.