Baca Juga: Sempat Ditunda, Ketum PSSI Iwan Bule Akhirnya Bersedia Diperiksa Kasus Tragedi Kanjuruhan
"Selama saya berkenalan dengan saudara Muso di Praha dan di Indonesia, walaupun dalam pembicaraan privat atau dalam organisasi tidak pernah ada ucapan untuk mengadakan atau merencanakan pemberontakan atau coup atau revolusi dengan kekuatan senjata," tulis Suripno dalam bukunya.
"Sepanjang pengetahuan saya, pikiran saudara Muso ialah untuk menyelamatkan Revolusi dan Republik Indonesia..." tulisan tersebut berlanjut.
"Pembunuha-pembunuhan dan lain-lain kekejaman yang terjadi di beberapa tempat, kami tidak merasa bertangung jawab atas kejadian tersebut. Kami tidak pernah memberi instruksi atau usul atau anmoedigingen untuk melakukan apa yang dinamakan pembersihan secara kejam," tulis Suripno mengakhiri.
Baca Juga: Berikut Alasan Shin Tae-yong Pilih Turki Sebagai Lokasi TC Timnas Indonesia U20
Secara tidak langsung, tulisan tersebut menyangkal dengan adanya instruksi pembunuhan-pembunuhan terhadap korban, baik pada 1948 atau 1965.
Tentu saja hal itu bertentangan dengan pidato Muso yang telah ditayangkan dalam artikel lain tentang ajakan melawan pemerintahan yang sah.
Itulah salah satu sangkalan PKI terhadap pemberontakan Madiun 1948 yang menewaskan banyak korban.***