Gerakan Pemuda Ansor Hampir Dibubarkan Soekarno karena Hasutan PKI

- 16 Oktober 2022, 10:17 WIB
Gerakan Pemuda Ansor Hampir Dibubarkan Soekarno karena Hasutan PKI
Gerakan Pemuda Ansor Hampir Dibubarkan Soekarno karena Hasutan PKI /zona.surabaya-pikiran-rakyat.com/

PORTAL MAJALENGKA - Ansor merupakan gerakan pemuda yang dinaungi Ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU) dan selalu menjadi batu penghalang bagi PKI kala itu.

Ansor dan Banser secara sukarela bergerak menjaga ulama serta NKRI. Itulah yang membuat PKI selalu bersebrangan dengan gerakan pemuda ini.

Selain ikut menjaga NKRI dan ulama, Ansor juga selalu siap menjadi pagar bagi masyarakat yang tertindas termasuk dengan adanya dalih program Land Reform yang dijunjung PKI.

Baca Juga: Kontribusi Belanda terhadap Adanya PKI di Indonesia, Dimulai Tahun 1912

Program Landreform yang kala itu dipegang langsung oleh Njoto, salah seorang pimpinan PKI membuat resah. Karena pematokan tanah dilakukan secara suka-suka.

Di sinilah Ansor tidak tinggal diam terhadap PKI. Mereka membantu para pemilik tanah yang sah dan memperoleh kesewenang-wenangan dari PKI.

Dilansir dari buku Kisah Nyata, Sejarah Banjir Darah para Kyai, Santri, dan Penjaga NKRI oleh Aksi-aksi PKI (2015:199), Ansor sempat akan dibubarkan Soekarno karena hasutan PKI.

Baca Juga: Petatah Petitih Sunan Gunung Jati, Ternyata Memuliakan Pusaka Bagian dari Tatakrama

PKI dalam hal ini adalah D.N Aidit dan Njoto yang mengadukan kepada Soekarno perihal tingkah Ansor yang seakan menghalangi program Land Reform.

Saat itu Kyai Idham Chalid menjelaskan duduk persoalannya kepada Soekarno.
“Kalau Ansor ditampar oleh BTI, maka haram hukumnya bagi saya untuk melarang Ansor membalasnya."

"Ansor tidak bisa dibubarkan! dan justru BTI yang harus segera dibubarkan, karena aksi sepihak itu melanggar hukum,” tandas KH Idham Chalid di Istana Negara saat itu.

Baca Juga: Keramat Wali Gus Dur Prediksikan Prabowo Subianto Jadi Presiden di Usia Tua, Bakal Terbukti di 2024?

Mendengar pernyataan keras dari Kyai Idham Chalid, sontak Njoto dan Aidit pun terdiam diiringi penerimaan pernyataan tersebut oleh presiden.

Atas pertemuan 3 orang itu di hadapannya, Soekarno tidak meneruskan aduan Njoto dan Aidit untuk membubarkan Ansor.

Sejak saat itu, KH Idham Chalid justru secara demonstratif membentuk Barisan Ansor Serba Guna (Banser) pada tahun 1964 guna melindungi ulama dan menghadapi berbagai provokasi PKI.

Baca Juga: Abu Nawas Mampu Beri Pelajaran pada Baginda Raja Hanya dengan Gentong Air

Hingga suatu saat Ansor dan Banser mendapat ancaman tidak langsung dari Soebandrio, seorang PKI yang saat itu menjadi Kepala Badan Pusat Intelijen (BPI).

“Di bidang Intelijen, Saudara-Saudara NU akan kalah dengan PKI. Orang-orang PKI tahu di mana saudara sekarang berada. Bahkan tahu di mana Pak Idham Chalid dan tokoh-tokoh lainnya berada. Namun, saudara dan tokoh NU tidak tahu di mana DN Aidit berada. Saudara harus mengerti hal ini!” ancam Soebandrio.

Ancaman tidak langsung itu ditanggapi datar oleh Ansor dan Banser seakan hanya masuk telinga kanan dan keluar dari telinga kiri.

Baca Juga: Kisah Apesnya Abu Nawas, Kebunnya Rusak Gara-gara Sapi

Tidak berselang lama, PKI di Surabaya kemudian menduduki tanah milik Muslimat yang ada di tengah kota dan dipasangnya bendera PKI.

Ansor pun tidak tinggal diam. Dengan dipimpin Kyai Yusuf Hasyim dan Kyai Chalid Mawardi akhirnya dapat merebut kembali tanah tersebut meskipun dengan adanya bentrok terlebih dahulu.

Itulah sepenggal kisah tentang Gerakan Pemuda Ansor yang hampir dibubarkan Soekarno karena adanya hasutan dari PKI.***

Editor: Husain Ali

Sumber: Buku Kisah Nyata, Sejarah Banjir Darah para Kyai, Santri, dan Penjaga NKRI oleh Aksi-aksi PKI (2015) karya Anab Afifi dan Thowaf Zuharon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah