KMB yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda tersebut menghabiskan waktu cukup lama yakni dari 23 Agustus sampai 2 Oktober 1949.
Ia diketahui jarang mendapat tugas di lapangan untuk bertempur langsung dengan musuh. Ia lebih banyak bekerja sebagai staf Angkatan Darat karena kecerdasannya.
Baca Juga: Link Tes Ujian Otak Kiri atau Kanan, Cek Lebih Dominan Mana yang Kalian Gunakan
Namun jangan salah, meskipun jarang bertugas di lapangan, ia juga memiliki nyali yang dinilai tinggi.
Terbukti dengan perlawanannya menjelang detik-detik nyawanya lepas dari raganya. Saat tentara hitam datang untuk menculik dan memasuki rumahnya, ia sempat melawan.
Meskipun usahanya gagal, dengan keberaniannya ia berusaha merebut senapan dari tangan tentara hitam yang didalangi PKI.
Baca Juga: VIRAL Uang Terbang Berhamburan di Flyover Urip Sumoharjo Makassar, Netizen: Respect yang Membantu
Ia gugur terbunuh oleh peluru yang diarahkan ke tubuhnya sesaat pasca memberikan perlawanan.
Apabila menengok kiprah jenderal satu ini, pada Maret 1946, ia diangkat menjadi sekretaris Dewan Pertahanan Negara dan Wakil Tetap pada Kementerian Pertahanan Urusan Gencatan Senjata.
Dengan kemampuannya menguasai bahasa asing dan memiliki pendidikan yang cukup tinggi, maka tak heran jika ia selalu dilibatkan dalam perundingan-perundingan dengan Belanda dan Inggris.