PORTAL MAJALENGKA - Idul Adha tahun ini berbeda pelaksanaan, yakni Sabtu 9 Juli 2022 bagi pengguna metode hisab dan Minggu 10 Juli 2022 untui metode rukyat.
Perbedaan Idul Adha antara Indonesia dengan Arah Saudi juga dinilai rancu, padahal kerancuan perbedaan hari Idul Adha tersebut utamanya karena kerancuan penggunaan 2 garis tanggal yang tidak disadari oleh kebanyakan orang.
Pernyataan mengenai perbedaan Idul Adha tersebut disampaikan Profesor Thomas Djamaluddin, Profesor Riset Astronomi-Astrofisika LAPAN sekaligus anggota Badan Hisab Rukyat Kementerian Agama RI.
Baca Juga: Idul Adha Ikut Kemenag atau Arab Saudi? Profesor Astronomi Alumni SMAN 2 Cirebon Beri Penjelasan
Menurut alumni SMAN 2 Cirebon ini, nama hari dan tanggal merujuk pada garis tanggal internasional (IDL) di Pasifik, yang merupakan produk konvensi internasional pada tahun 1884 dan bebas diubah sesuai keputusan politik negara-negara di sekitarnya.
"Awal tanggal bulan hijriyah sesungguhnya membentuk garis tanggal Qomariyah (internasional lunar date line -- ILDL), yang bergantung kriteria hisabnya atau ketampakan rukyat bil fi'li," terang Profesor Thomas.
"Itu produk sunatullah pada sistem bumi-bulan-matahari. ILDL itu dinamis, setiap bulan bergeser," sambung Profesor Thomas.
Dalam kasus perbedaan Idul Adha 1443 H, ILDL membelah Arab Saudi dan Indonesia. Akibatnya Arab Saudi lebih dahulu mengawali Dzulhijjah dan Idul Adha di Arab Saudi 9 Juli 2022 sementara di Indonesia 10 Juli 2022.
Baca Juga: Profesor Alumni SMAN 2 Cirebon Pernah Memprediksi Perbedaan Idul Adha 2022, Ini Penjelasan Ilmiahnya