Idul Adha Arab Saudi dan Indonesia Berbeda, Profesor Alumni SMAN 2 Cirebon Bicara Soal Kerancuan Garis Tanggal

- 8 Juli 2022, 20:45 WIB
Profesor Riset Astronomi-Astrofisika alumni SMAN 2 Cirebon, Thomas Djamaluddin menjelaskan terkait perbedaan Idul Adha versi Kemenag RI dan Arab Saudi.
Profesor Riset Astronomi-Astrofisika alumni SMAN 2 Cirebon, Thomas Djamaluddin menjelaskan terkait perbedaan Idul Adha versi Kemenag RI dan Arab Saudi. /HO-Kemenag/am./Antara

Baca Juga: Kementan Gandeng Camat Seluruh Indonesia Tanggulangi Penyebaran PMK

Namun harus disadari, hari harus tunggal, baik untuk kalender matahari maupun kalender bulan, walau mulainya bisa saja sedikit berbeda.

Maka, hari mengikuti sistem kalender matahari dengan garis batas hari sama dengan garis tanggal internasional, tetapi mulainya sejak maghrib saat biasa dilakukan rukyat.

"Nah, awal tanggalnya yang harus ditetapkan berdasarkan garis tanggal menurut kriteria yang disepakati secara global," tandasnya.

Kalender Hijriyah didasarkan pada kriteria ketampakan hilal, walau rumusannya belum ada kesepakatan. Bagaimanapun, menurutnya memberlakukan suatu sistem secara global harus didasarkan pada kesepakatan global juga. 

Kesepakatan yang utama menurut Profesor Thomas adalah kriterianya. Dengan kriteria yang disepakati, mudah saja dibuatkan garis tanggalnya. Astronom mudah membuatkan garis tanggal itu tergantung kriteria yang disepakati.

Baca Juga: Pertama dari Empat Turnamen Terakhir, Rinov-Pitha Melaju ke Semifinal Malaysia Masters 2022

Berikut contoh garis tanggal awal Syawal 1432 berdasarkan 3 kriteria:

1. Kriteria Wujudul Hilal, kriteria paling sederhana, hanya berdasarkan hitungan bulan lebih lambat terbenam dari matahari sesudah ijtimak.

2. Kriteria Imkan Rukyat 2 derajat, yang sederhana hanya didasarkan pada data rukyat terbatas yang belum tervalidasi.

Halaman:

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: blog @tdjamaluddin.wordpress.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah