Network
Penjelasan ini tidak jujur, karena justru Anies sendiri yang membuat kesepakatan Formula E dengan pihak asing tanpa melibatkan DPRD, dan jelas melanggar aturan," katanya.
Menurut epidemiolog UKI itu, keputusan Anies memilih Monas sebagai venue balapan tanpa didasari pertimbangan yang matang. Anies disebut berpotensi melanggar aturan bila menyelenggarakan balapan di Monas.
Baca Juga: JNS Nilai Juri Ardiantoro Paling Tepat jadi Pj Gubernur DKI Jakarta
"Pemilihan Monas sebagai venue juga tanpa pertimbangan yang baik dan jelas melanggar aturan mengenai cagar budaya.
Sehingga apabila pihak yang berwenang tidak memberi ijin penggunaan Monas, itu justru sesuai UU. Jangan yang melanggar aturan seakan-akan benar dan membuat kesan seakan-akan korban padahal yang bersangkutan melanggar aturan," katanya.
Sebelumnya diberitakan, pernyataan Anies soal pemindahan lokasi penyelenggaraan balapan Formula E dalam acara PKS itu viral di media sosial.
Pernyataan Anies yang dinilai sebagai curhatan itu ditanggapi beragam oleh berbagai kalangan.
"Ini (Formula E) disiarkan langsung lebih dari 170 negara, menyiarkan langsung pertandingan itu. Kami ingin kita punya ikon yang dunia tahu, kenapa ingin di Monas?
Supaya wajah Monas itu, gambar Monas itu nanti menjadi ikon dunia. Itu cita-citanya. Eh, enggak boleh bapak-ibu. Ya, sudah, jadi pindah ke mana? Pindah ke Ancol," ujar Anies dalam potongan video yang beredar di media sosial.***
