Angka Kematian dan Positivity Rate Meningkat, Masyarakat Waspadai Mobilitas

- 1 Maret 2022, 06:00 WIB
Ilustrasi. Angka Kematian dan Positivity Rate Meningkat, Masyarakat Waspadai Mobilitas
Ilustrasi. Angka Kematian dan Positivity Rate Meningkat, Masyarakat Waspadai Mobilitas /Pexels/Saulo Zayas/

Baca Juga: PREDIKSI SKOR Bhayangkara FC Vs Persita Tangerang, Rekor Head to Head dan Line Up, Siapa Lebih Unggul?

“Hanya 9 provinsi yang cakupannya lebih dari 70%, sedangkan 25 provinsi lain cakupannya masih di bawah 70%, dengan kemungkinan ada kabupaten/kota dan kecamatan/desa yang cakupannya lebih rendah. Lansia yang paling berisiko sakit berat, cakupan vaksinasi dosis keduanya baru 53,5%, sedangkan dosis ketiga (booster) baru mencapai 6,2%,” jelas Prof Miko yang juga anggota ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization).

Ia juga menyoroti vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun, yang mana cakupan dosis kedua baru mencapai 40,8%, sehingga Pembelajaran Tatap Muka di daerah dengan positivity rate lebih dari 5% sangat berisiko menimbulkan penularan pada murid, guru, orangtua dan lansia di rumah.

“Oleh karena itu perlu percepatan vaksinasi primer untuk anak umur 6-11 tahun dan booster
(suntikan ke-3) untuk lansia,” tegas Prof Miko.

Baca Juga: Susul Pedagang Tahu Tempe, Pedagang Daging Mogok Jualan Lima Hari Mulai Senin 28 Februari 2022

Berdampingan dengan terus ditegakkannya protokol kesehatan dan percepatan vaksinasi, ia mengharapkan upaya tracing dan tracking tetap digencarkan. Selain itu dilakukan isolasi untuk kasus-kasus baru dengan pemantauan yang baik.

“Perawatan di rumah sakit untuk kasus yang tidak bisa isoman atau sulit di pantau, dan yang secara klinis ada gejala sedang atau berat,” tuturnya.

Baca Juga: Para Peserta Gelombang 23 Serbu Akun Instagram Resmi Kartu Prakerja @prakerja.go.id, Kenapa ya?

“Kita juga harus dapat mencukupi persediaan dan distribusi obat-obat anti COVID-19 ke semua daerah secara proporsional dan teratur, sesuai dengan perkiraan jumlah kasus berdasarkan data kasus baru minggu sebelumnya. Tak kalah penting, permudah akses dan kecepatan mendapatkan obat anti COVID tersebut bagi masyarakat yang terindikasi,” tandas Prof Miko.***

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah