“Kami menggunakan ‘manajemen rantai dingin’ selama seluruh proses untuk memelihara batas temperatur, agar kualitas vaksin tetap terjaga,” ujar Bambang.
Baca Juga: 4 Tradisi dan Adat Istiadat di Majalengka yang Wajib Kamu Ketahui
Untuk vaksin Sinovac yang membutuhkan suhu penyimpanan 2-8 derajat Celcius, Indonesia telah memiliki rantai distribusi vaksin yang baik hingga pelosok.
Selain itu, juga terdapat merek vaksin COVID-19 yang mengharuskan perlakuan khusus untuk menjaga kualitas, seperti Pfizer yang memerlukan suhu penyimpanan -70 derajat Celcius.
Kapasitas menjadi tantangan di lapangan, karena jalur distribusi vaksin yang ada harus mengakomodir kebutuhan vaksin rutin sekaligus vaksin COVID-19 yang berjumlah besar.
Baca Juga: 2 Kapal Berbendera Vietnam Curi Ikan di Laut Natuna Utara, Langsung Diberondong Peluru Petugas PSDKP
“Karena itu, kami berkolaborasi dengan banyak pihak termasuk pemerintah daerah, terkait fasilitas penyimpanan dan penyaluran vaksin ini. Harapannya, setiap penjuru Indonesia segera tercukupi kebutuhan vaksinnya,” ujar Bambang.
Bambang menyatakan, juga dibutuhkan waktu untuk menyiapkan vaksin hingga siap digunakan. Dari bentuk bulk (bahan baku) menjadi bentuk jadi, perlu waktu sekitar 1 bulan, meliputi masa karantina, pengolahan, uji mutu, dan sebagainya.
Vaksin bentuk jadi pun, harus melalui pengawasan mutu dan menunggu terbitnya lot release dari BPOM.
Baca Juga: Ini 2 Cara Pelaku Hilangkan Jejak Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang