Pada Masa PPKM Level 4: Masyarakat Harus Aktif Lakukan Perubahan

- 30 Juli 2021, 06:30 WIB
Ilustrasi PPKM Level 4
Ilustrasi PPKM Level 4 /Agus Somantri/Galamedia/

Sumadi menambahkan, bed occupancy ratio (BOR) Provinsi DI Yogyakarta juga mengalami penurunan setelah PPKM diberlakukan dengan ketat dan penanganan di sektor hilir dilakukan
dengan baik.

Baca Juga: Kepala Desa Marana Minta-minta ke Warga karena Diduga Anggaran Ditahan Bupati Donggala

Selain tingkat keterisian tempat tidur yang menurun, kami juga membuka RS darurat di berbagai lokasi. BOR sempat di atas 80%, dan kami tambahkan fasilitas kamar tidurnya sehingga berhasil menurunkan BOR.

"Strateginya, pasien yang masuk RS hanya yang membutuhkan penanganan darurat, pasien yang sembuh dipindah ke shelter yang juga dilengkapi nakes dan akomodasi sesuai kebutuhan sehingga beban RS berkurang,” jelas Sumadi.

DI Yogyakarta juga menggencarkan 3T (Tracing, Testing, Treatment) terutama setelah ada kenaikan angka kematian.

Baca Juga: Sejarah Ganda Putri Pertama Tembus Semifinal Olimpiade, Greysia Polii-Apriani Rahayu Enggan Jemawa

“Banyak yang meninggal dalam isolasi mandiri. Saat itu ada sekitar 25 ribu orang yang melakukan isolasi mandiri yang tidak dikontrol karena mereka tidak lapor RT atau puskesmas. Saat saturasi oksigen menurun, penanganan menjadi terlambat,” ujar Sumadi.

Pemda Yogyakarta juga siap menyalurkan bansos berupa uang, sembako, obat-obatan dan vitamin ke masyarakat terdampak.

“Kami sudah mendapat lampu hijau dari pusat terkait penggunaan Dana Keistimewaan untuk penanganan COVID-19. Semua upaya penanganan COVID-19 diupayakan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Masyarakat bisa mengggunakan bantuan permodalan dengan menjalankan bisnis sesuai prokes,” urai Sumadi.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo: The Minions Tumbang, The Daddies Melenggang

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah