“Ini penting karena vaksin ini produk yang sensitif dan harus disimpan dalam cold chain yang sesuai standar pada suhu 2-8 derajat celcius. Jajaran BPOM akan terus mengawal dan melakukan pendampingan pada dinas kesehatan dalam pengiriman dan penyimpanan vaksin agar tetap sesuai dengan cara distribusi obat yang baik (CDOB) serta pemantauan dan sampling produk,” tutur Penny K. Lukito.
Sebelumnya, BPOM telah mengeluarkan EUA Vaksin Covid-19 Sinovac yang diimpor langsung dari Tiongkok pada 11 Januari 2021.
Baca Juga: Seorang Mahasiswa Ditemukan Tewas saat Berlibur di Pantai Cikaso Garut
Penny K. Lukito menjelaskan meskipun kandungan dan profil untuk mutu, khasiat, serta keamanan vaksin yang diolah Bio Farma ini sama dengan yang diproduksi Sinovac, namun tetap perlu evaluasi khusus dan pemberian EUA yang terpisah.
“Karena ada perbedaan tempat produksi, kemasan. Sesuai peraturan yang diwajibkan secara
internasional, maka EUA perlu diregistrasikan kembali sebelum mendapatkan persetujuan penggunaan,” jelasnya
Sejauh ini, Bio Farma telah mendapatkan bahan baku vaksin (bulk vaccine) Sinovac sejumlah 25 juta dosis dengan tambahan overfill sebesar 10 persen.
Baca Juga: Biar Tambah Akurasi, Ini Tips Sebelum dan saat Tes GeNose C19
Menurut Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, total bahan baku vaksin hasil kerja sama dengan Sinovac yang akan masuk ke Indonesia ada 140 juta dosis.
Bahan baku vaksin ini diproduksi lebih lanjut dan dikemas oleh Bio Farma.
Dari stok yang dimiliki, Bio Farma sudah memproduksi 15 batch dengan jumlah sekitar 15 juta dosis vaksin dan target pada Februari ini ada 7,5 juta dosis yang akan didistribusikan untuk mendukung program nasional vaksinasi Covid-19 gratis tahap kedua.