Tidak Hanya Cengkok, Yuk Intip Keunikan Bahasa Sunda

- 6 Juli 2023, 10:35 WIB
Ilustrasi.
Ilustrasi. /Pexels.com / Tom Fisk/

PORTAL MAJALENGKA - Pengucapan Bahasa Sunda kerap mencuri perhatian dari warga masyarakat yang dalam kesehariannya mengunakan bahasa di luar itu. Gaya berbicara yang ber-cengkok, membuat pelafalan Bahasa Sunda sukses mencuri perhatian, karena dianggap unik.

Di luar cengkok, ternyata Bahasa Sunda juga memiliki keunikan dalam hal penulisan. Banyak kosakata dalam Bahasa Sunda yang ejaannya sama tetapi memiliki makna berbeda. Pengertian itu, bisa disebut juga dengan homonim.

Dikutip dari Wikipedia, Homonim merupakan kata yang sama dalam lafal dan ejaannya, tetapi berbeda maknanya karena berasal dari sumber yang berlainan. Kata kunci untuk homonim adalah sumber yang berbeda.

Baca Juga: Diversifikasi Pertanian dan Beternak: Solusi Terobosan Petani Padi di Majalengka

Beberapa contoh Homonim, seperti unggahan-unggahan pemilik akun Ahmad Toha di grup Majalengka, di antaranya 'Lantung.'

Untuk kosakata ini, Ahmad Toha menyodorkan beberapa contoh dalam bentuk kalimat. "Karunya ka Jang Émén téh, sakitu geus jadi insinyur tapi LUNTANG - LANTUNG kénéh. (Kasian Dek Emen, sudah jadi insinyur tapi masih luntang-lantung). (Lantung yang didahului dengan kata 'luntang') bermakna teu boga gawe (tidak punya pekerjaan)," tulis Ahmad Toha.

"Mésér MINYAK LANTUNG dua léter, Bi. (Lantung dalam kalimat ini merujuk nama jenis minyak), minyak tanah," jelas dia mencontohkan kata Lantung yang memiliki makna lain.

Baca Juga: Siapkan Saksi Militan, PPP Majalengka Bersiap Menjemput Kemenangan pada Pemilu 2024

Berikut contoh-contoh lain Homonim dalam bahasa Sunda, dikutip dari unggahan Ahmad Toha di Grup Majalengka

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah