Keramat Wali Mbah Kholil Bangkalan Sudah Muncul Sejak Masih Kecil, Begini Kisahnya

- 18 Oktober 2022, 16:57 WIB
Keramat Wali Mbah Kholil Bangkalan Sudah Muncul Sejak Masih Kecil, Begini Kisahnya
Keramat Wali Mbah Kholil Bangkalan Sudah Muncul Sejak Masih Kecil, Begini Kisahnya /Tangkapan layar kanal YouTube/ A'az Ibad

PORTAL MAJALENGKA - Keramat wali Mbah Kholil Bangkalan memang sudah tidak diragukan lagi. Sejumlah kejadian di luar nalar itu sudah banyak dikisahkan.

Keramat wali Mbah Kholil Bangkalan tidak hanya terjadi saat usia sepuh saja, namun juga keramat wali itu sudah muncul ketika beliau masih kecil.

Dikutip Portal Majalengka dari Youtube Penduduk Langit, Mbah Kholil Bangkalan yang saat itu masih sangat kecil, bahkan masih belum baligh pernah diajak ayahnya KH Abdul latif untuk bersilaturahmi ke Pasuruan.

Baca Juga: Ini yang Terjadi Ketika Keramat Wali Allah Mbah Kholil Bangkalan Menitipkan Surat Kepada Anjing Hitam

Yakni ke tempat Pesantren sahabat ayahnya yang bernama Sayid Abu Dzarrin yang belakangan masyhur dengan julukan Sayid Tugu atau Mbah Tugu

Sayid Abu Dzarrin kala itu adalah sosok yang sangat alim dan zuhud serta waro'. Beliau menetap di Karangsono, Winongan Pasuruan. Beliau mendirikan sebuah pesantren di desa itu.

Sayid Abu Dzarrin juga diyakini sebagai salah satu wali Allah yang memiliki keramat. Konon di pesantren beliau bukan para manusia saja yang menuntut ilmu di sana, namun banyak juga para Jin yang ngaji di sana.

Baca Juga: Kisah Wali Allah, Kyai As'ad Tidak Mandi Demi Menjalankan Pesan Kyai Kholil Bangkalan

Saat Mbah Kholil Bangkalan kecil dan ayahnya sampai di rumah Sayyid Abu Dzarrin di Karangsono Pasuruan, mereka disambut dengan sangat hangat, saling ngobrol dan sesekali ada canda.

Sedangkan Mbah Kholil Bangkalan kecil seperti layaknya anak yang masih kecil, ia bermain di luar. Namun tiba-tiba Sayyid Abu Dzarrin minta izin kepada KH Abdul Latif, ayah Mbah Kholil Bangkalan kecil untuk mengajaknya ke dalam rumah sebentar.

Maka diajaklah Mbah Kholil Bangkalan yang masih kecil itu ke suatu tempat. Memang Sayyid Abu Dzarrin adalah seorang wali, beliau tahu sesuatu yang kasyaf dan mengetahui tentang hal-hal yang tidak diketahui oleh orang biasa.

Baca Juga: Kisah Enam Pemuda Cirebon Menempuh Jarak Jauh Hanya Dengan Jalan Kaki Demi Nyantri di Mbah Kholil Bangkalan

Sayid Abu Dzarrin telah lama melihat bahwa Mbah Kholil Bangkalan kecil adalah sosok yang akan menjadi orang besar dan menjadi wali Allah.

Alkisah, saat pertemuan berdua itu, beliau memegang dada Mbah Kholil Bangkalan kecil sambil berdoa yang entah apa yang beliau baca. Setelah itu beliau berkata kepada Mbah Kholil Bangkalan kecil.

"Kamu nanti kalau sudah besar main lagi ke sini ya, aku tunggu," kata Sayid Abu Dzarrin.

"Inggih," jawab Mbah Kholil Bangkalan.

Tapi yang namanya anak kecil, hal itu dianggapnya peristiwa yang tidak ada istimewanya sama sekali, yang dia inginkan hanya bermain dan bermain saja.

Karena sudah cukup lama berada di rumah Sayid Abu Dzarrin, akhirnya tibalah waktunya berpamitan.

Mbah Kholil Bangkalan kecil dan ayahnya pun pamit pulang, namun mereka tidak langsung pulang, melainkan meneruskan perjalanan silaturahmi ke ulama-ulama lainnya, harapan sang ayah adalah agar Mbah Kholil Bangkalan kecil itu nantinya mendapat berkah dari para kiai-kiai yang disowaninya.

Menurut beberapa sumber, silaturahmi pun berlanjut hingga sampai ke Jawa Tengah. Tidak begitu jelas persisnya di daerah mana. Di Jawa Tengah mereka mampir ke rumah seorang Kiai yang masih ada pertalian saudara.

Seperti biasanya, mereka pun saling ngobrol dan canda untuk melepas kangen. Di tengah-tengah berbincang serius, tibalah waktu shalat Dhuhur. Akhirnya mereka pun melaksanakan sholat berjamaah termasuk Mbah Kholil Bangkalan kecil.

Saat itu, yang menjadi imam adalah tuan rumah. Namun anehnya, ketika di tengah-tengah sholat, Mbah Kholil kecil yang itu tiba-tiba tidak meneruskan sholatnya, dia hanya duduk saja dan memandangi tuan rumah yang masih sibuk menjadi imam sholat.

Setelah sholat selesai, sang ayah dan tuan rumah merasa heran, mereka bertanya kenapa Mbah Kholil Bangkalan kecil tidak mengikuti sholat berjamaah hingga selesai.

Dengan entengnya, Mbah Kholil Bangkalan kecil menjawab, "lah saya heran dengan imamnya itu, sholat kok sambil bahwa sayuran di pundaknya," kata Mbah Kholil Bangkalan.

Mendengar jawaban seperti itu, sontak sang ayah marah dan merasa malu sama tuan rumah. Bagaimana tidak, kenyataan yang ada adalah sang Imam tidak membawa apapun di pundaknya.

Meski demikian, tuan rumah melarang ayah Mbah Kholil Bangkalan memarahi anaknya itu. Malah tuan rumah itu berkata,

"Sudah sudah, anak anda tidak salah, memang saya yang salah. Sholat itu mestinya menghadap Allah, lah kok malah saya ingat dagangan sayur saya, itu namanya sholat yang tidak khusyuk," jawab tuan rumah.

Keramat wali Mbah Kholil Bangkalan itu ternyata muncul. Ia yang masih sekecil itu bisa mengetahui sesuatu yang orang lain tidak tahu. Itulah keramat wali beliau di kala masih kecil.

Sang ayah pun heran, dia bertanya pada anaknya yang masih lugu itu.

"Kholil! Siapa yang mengajari kamu hingga kamu bisa seperti itu?," tanya sang ayah.

"Mbah Yai," kata Mbah Kholil Bangkalan kecil.

"Mbah ya yang mana?," desak sang ayah.

"Mbah Yai yang di Pasuruan yang kemarin kita ke sana," jawab Mbah Kholil Bangkalan.

"Oh Kiai Abu Dzarrin itu?," tanya sang ayah.

"Inggih," jawab Mbah Kholil Bangkalan meyakinkan.***

 

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Youtube Penduduk Langit


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah