Kisah Suram di Curam Cadas Pangeran, Jalan Anyer Panarukan Warisan Daendels (Bagian 13)

- 4 Juni 2022, 10:00 WIB
Patung Cadas Pangeran yang lama (kiri) dan patung Cadas Pangeran yang baru (kanan)
Patung Cadas Pangeran yang lama (kiri) dan patung Cadas Pangeran yang baru (kanan) /dok Kodar Solihat

Sang pelukis lantas mengurai nilai filosofi di balik pembuatan lukisan tersebut. Pertama, jika dilihat dari arah Sumedang, Daendels berada di sebelah kiri.

Merupakan perlambang sebuah pengkhianatan. Ini mengingat Daendels yang ditunjuk langsung oleh Louis Napoleon, pimpinan Prancis usai menaklukkan Belanda saat itu.

Baca Juga: Julukan Maung Bandung bagi Persib Bandung Tidak Lepas dari Prabu Siliwangi, Berikut Asal Usulnya

Kedua, soal tangan kiri Pangeran Kornel, berarti keburukan yang diberikan bagi Belanda. "Kiri juga berarti perlawanan," kata lelaki yangjuga salah satu keturunan sang bupati.

Sementara itu Guru Besar Sejarah Universitas Indonesia, Djoko Marihandono menjelaskan soal mitos di Cadas Pangeran.

Menurut dia, peristiwa pertemuan Daendels dan Pangeran Kusumadinata tidak tertulis dalam arsip mana pun, termasuk juga dalam laporan Daendels.

Selain arsip, beberapa tulisan leksikografi yang membahas tentang masa pemerintahan Daendels juga tidak menyebut sebuah peristiwa terjadi di Cadas Pangeran.

Baca Juga: Keramat Sunan Gunung Jati, Perut Wanita yang Buncit Seketika Langsung Kempis

Lebih lanjut, Djoko mencoba menganalisis dari kesesuaian bukti autentik yang ada dalam prasasti Cadas Pangeran. Dalam prasasti itu tertulis tanggal pembuatannya antara 26 November 1811 sampai dengan 12 Maret 1812.

Bertentangan, sebab berdasarkan sumber arsip, Daendels mengakhiri masa pemerintahannya pada tanggal 16 Mei 1811 ketika harus menyerahkan jabatannya kepada Jan Willem Janssens.

Halaman:

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Buku Napak Tilas Jalan Daendels


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x