Proyek pembangunan jalur ini diberikan kepada salah satu juragan perkebunan di Megamendung, Van Motman, yang dibantu oleh dua orang asisten.
Proses pembuatan jalur ini diyakini mempersingkat waktu perjalanan surat menyurat ataupun pergerakan tentara. Yang semula perjalanan butuh delapan hari, jalur Buitenzorg menuju Megamendoeng dipapas hanya menjadi empat setengahjam dengan kereta kuda!
Jalan berkelok di Cisarua menjadi awal irama ekstrem Jalan Raya Pos. Sebelum mencapai Puncak Pass, tersaji hamparan kebun teh yang saat ini menjadi kawasan Gunung Mas milik PTPN VIII. Dari daerah Cisarua inilah, Jalan Raya Pos mulai menanjakcuram.
Kawasan Puncak Pass biasanya menjadi titik akhir wisatawan. Namun terkadangjuga kemacetan relatif berakhir di sekitaran Masjid At-Ta'awun yang rampung dibangun pada 1997.
Baca Juga: Kisah Cinta Sunan Gunung Jati dengan Putri Ong Tien, Berawal Ujian Menebak Kehamilan
Kondisi Jalan Raya Pos kini sedikit semrawut lantaran banyaknya pedagang liar yang mengambil lahan di pinggir Jalan Raya Cisarua-Puncak.
Banyak aktivitas jual-beli kerap menyisakan tumpukan sampah yang mengurangi keindahan hijaunya Perkebunan Teh Gunung Mas.
"Terserah kalau mau digusur, tapi keberadaan kami mengurangi kecelakaan," ujar Jejen (51 tahun), salah satu pedagang di kawasan Puncak, seperti dikutip Portal Majalengka dari Buku Napak Tilas Jalan Daendels karya Angga Indrawan.
Bisa jadi. Sebab, ratusan pedagang ilegal di sini secara tidak langsung menjadi 'pagar hidup' antara jalan dengan jurang di tiap pinggirnya.
Baca Juga: Prabu Siliwangi Muda Bergelar Raja Sunu, Ternyata Ini Arti dari Raja Sunu?