Tokoh dan cerita pewayangan baik wayang golek atau wayang kulit merupakan setitik gambaran dari ajaran-ajaran terdahulu. Tokoh wayang golek yang biasa disebut kelompok buta di tanah Sunda rupanya merupakan salah satu bentuk istilah dalam ajaran Sunda.
Tokoh buta biasanya digambarkan dengan wajah yang tak sedap dipandang dengan mata melotot, bentuk tubuh yang aneh atau bahkan mulut yang terlampau lebar.
Baca Juga: Bacaan Niat Zakat Fitrah Lengkap dan Doa yang Menerimanya
Hal tersebut mempresentasikan bahwa kelompok buta tidak mengaplikasikan rasa dan laku welas-asih yang menjadi landasan dalam ajaran Sunda di kehidupan sehari-hari.
Dalam buku yang sama dijelaskan bahwa dalam ajaran Sunda, orang yang tidak memiliki rasa welas asih tidak layak disebut manusia bahkan binatang.
Maka tercetuslah istilah duruwiksa atau orang saat ini menyebutnya dengan sebutan buta atau makhluk biadab karena memiliki arti sama yang kemudian dipresentasikan dalam bentuk tokoh wayang golek.
Baca Juga: Inilah Landasan Utama Ajaran Sundayana Sebagai Cikal-bakal Peradaban Sunda Kuno di Nusantara
Dalam cerita-cerita wayang golek, kelompok buta selalu menjadi perusak dan berperilaku jahat yang menjunjung tinggi tindakan-tindakan kriminal.
Itulah sekilas tentang tokoh buta dalam cerita-cerita wayang golek Sunda yang merupakan salah satu istilah dari ajaran Sunda.***