“Hari raya Id itu bagi mereka yang puasanya diterima, amal ibadahnya diterima, dan dosanya diampuni. Bagiku, hari ini hari raya Id. Begitu juga esok hari. Setiap hari aku tidak bermaksiat kepada Allah, dan itu artinya setiap hari adalah hari raya Id bagiku,” jawab Sayyidina Ali RA.
Dari keterangan tersebut, tentu bisa disimpulkan bahwa hari raya Idul Fitri bukan terfokus pada unsur lahiriyah-material. Seperti soal mudik atau tidak mudik, bukan masalah pakaian baru-tidak baru, ataupun hal fisik lainnya.
Namun yang dimaksud Idul Fitri disini adalah soal ketakwaan, kebijaksanaan, dan perbaikan hidup beragama ke depan yang berlandaska iman dan kekuatan keyakinan kepada Allah SWT. Wallahu a‘lam.***