Dengan keberadaan 24 anak ditambah satu ekor kerbau putih atau bule tersebut, Ki Krayunan beserta istrinya kemudian dikenal dengan sebutan Ki Buyut Selawe.
Kata selawe yang berarti 25, sebuah sebutan untuk menyatakan anaknya yang berjumlah 24 orang ditambah satu ekor kerbau putih (bule).
Dari berbagai cerita yang berkembang di masyarakat, Ki Gedeng Karangkendal beserta isterinya merupakan orang pertama yang menghuni wilayah Karangkendal, yang kemudian ditinggali Syekh Magelung Sakti dalam menyebarkan ajaran Islam.
Untuk asal usul kedua pasangan tersebut masih kurang jelas, hal ini kemungkinan ada kaitannya dengan kisah Kerajaan Surantaka (Surakarta) yang hilang dan belum diketemukan sejarahnya sampai sekarang.
Baca Juga: Petatah Petitih Sunan Gunung Jati, Ternyata Memuliakan Pusaka Bagian dari Tatakrama
Kerajaan Surantaka (Desa Surakarta, Suranenggala) terletak disebelah utara bertetangga dengan Kerajaan Singapura (Desa Mertasinga, Gunung Jati) yang dikuasai Ki Gedeng Tapa kakek Pangeran Cakra Buana.
Kedua pasangan ini nampak sudah dikenal dan mengenal dengan orang- orang kesultanan Cirebon.
Bahkan banyak para tetua memperkirakan kedua pasangan ini merupakan salah satu murid Syekh Nurjati, karena jika dicermati dari cara penyambutan terhadap Syekh Magelung Sakti tampak sangat hormat dan mendukung tugasnya dalam penyebaran Islam.
Dari kisah pertemuan keduanya tidak ditemukan cerita konflik ataupun perdebatan. Bahkan semenjak kedatangan Syekh Magelung Sakti, Ki Gedeng Karangkendal beserta keluarganya langsung mendukung.
Hal itu terbukti dengan kerelaannya terhadap Syekh Magelung untuk menempati tanahnya serta membangunkannya padepokan sebagai tempat tinggal sekaligus tempat mengajar dalam menyebarkan dakwah agama Islam.