Keramat Gus Dur Dipanggil Mbah Hasyim Asy'ari

- 21 Agustus 2022, 08:15 WIB
Ilustrasi Abdurrahman Wahid atau Gus Dur./
Ilustrasi Abdurrahman Wahid atau Gus Dur./ /Instagram.com/gusdur.ig

PORTAL MAJALENGKA - Dr. K.H. Abdurrahman Wahid, atau yang akrab disapa Gus Dur.

Gus Dur adalah tokoh Muslim Indonesia dan pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia yang keempat dari tahun 1999 hingga 2001.

Gus Dur menggantikan Presiden B.J. Habibie setelah dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil Pemilu 1999.

Baca Juga: KISAH NYATA Keramat Abah Guru Sekumpul Hendak Diracuni

Gus Dur adalah Ulama karismatik Dipercaya masyarakat Indonesia dan Dunia mempunyai Karomah sebagai Wali Allah.

Dilansir portal Majalengka dari akun Facebook Cerita Islam.

Dikisahkan, Siang itu, di rumah sederhana penuh kehangatan dan keakraban, dua orang sahabat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) membincangkan segala seuatu dengan renyah penuh humor-humor segar.

Baca Juga: Cara Sederhana Membuka Mata Batin Menurut Kang Ujang Bustomi Cicit Sunan Gunung Jati

Gus Dur yang ditemani istrinya Sinta Nuriyah duduk lesehan bahkan terkadang tiduran di rumah Gus Mus.

Konon, seperti diriwayatkan oleh KH Husein Muhmmad Cirebon, pertemuan kedua sahabat tersebut terjadi sekitar seminggu sebelum Gus Dur berpulang atau wafat.

Gus Dur memang kerap mampir di kediaman Gus Mus. Pertemuan terakhir dengan Gus Mus di Leteh, Rembang itu memang sedikit mengundang tanda tanya.

Baca Juga: Mbah Hasyim Asy’ari Muda Menggendong Nabi Khidlir

Hal itu muncul mengingat Gus Dur masih dalam kondisi sakit. Bahkan, selama 10 hari, Gus Dur sulit makan.

Namun, di rumah Gus Mus, Gus Dur justru begitu semangat melahap makanan sederhana yang disediakan oleh Gus Mus dan keluarga.

Hal ini membuat Sinta Nuriyah sedikit terkesiap karena selama hampir dua minggu Gus Dur sulit makan.

Baca Juga: Prediksi Race MotoGP Austria 2022: Enea Bastianini atau Fabio Quartararo yang Juara?

Dalam momen berharga tersebut, Gus Mus mengungkapkan, seperti biasa Gus Dur datang ke rumahnya sekadar ingin bertemu, istirahat, dan lesehan di atas tikar sambil ngobrol ke sana kemari, kadang sambil tiduran.

Jika kami bertemu, Gus Dur akan bercerita tentang situasi bangsa dan negara, keadaan NU, keadaan para kiai, dan satu hal yang tidak pernah ditinggalkan Gus Dur, bercerita hal-hal unik, menarik, dan lucu-lucu yang membuat kami dan semua orang tertawa terbahak-bahak.

Gus dur selalu saja membawa cerita unik, lelucon atau humor-humor baru, seperti tak pernah habis. (Gus Dur dalam Obrolan Gus Mus, 2015).

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING Race MotoGP Austria 2022

Seperti itulah ungkapan Gus Mus setiap ngobrol santai bersama Gus Dur. Suasana obrolan didukung oleh interior ruang tamu di rumah Gus Mus yang terlihat begitu hangat dan santai.

Dua sahabat tersebut larut dalam cerita-cerita menyegarkan tanpa kering substansi.

Pembawaan Gus Dur yang santai juga diungkapkan oleh Ahmad Tohari (Gus! Sketsa Seorang Guru Bangsa, 2017). Awal mengenal Gus Dur lewat tulisan-tulisannya di media massa pada 1970-an.

Baca Juga: Catatkan Assist, Egy Sukses Bantu FC ViOn Zlaté Moravce Amankan Poin saat Melawan MFK Ružomberok

Ahmad Tohari melihat bahwa Gus Dur adalah sosok cerdas dan serius. Setidaknya, pria kelahiran Banyumas tersebut melihat dari gagasan dan kaca mata berlensa tebal yang dipakai Gus Dur.

Penilaian cerdas sudah pasti iya, namun penilaian serius melenceng jauh. Karena setelah ia bertemu dan bertatap muka langsung dengan Gus Dur pada tahun 1980-an, Ahmad Tohari justru merasakan kehangatan dan sikap santai seorang Gus Dur.

Belum lagi guyonan-guyonan cerdas yang keluar dari mulutnya membuat siapa saja dapat merasakan suasana cair ketika berhadapan dengan Gus Dur.

Baca Juga: Bikin Ambyar Istana Negara, Farel Penyanyi Cilik Dapat Sepeda dari Presiden Jokowi

Obrolan bareng Gus Mus hampir selesai. Walaupun Gus Dur mengatakan bahwa mampirnya dia hanya sebentar, tetapi tak terasa hampir dua jam berlalu dua sahabat itu bercengkerama.

Sedang asyik-asyiknya ngobrol dan bercanda ria, tiba-tiba Gus Dur bilang, “Gus Mus, aku harus segera berangkat ke Tebuireng, aku dipanggil Si Mbah.”ucap Gus Dur.

Gus Mus paham betul apa yang dimaksud ‘Si Mbah’ oleh Gus Dur. Ia adalah Hadratussyekh Hasyim Asy’ari, kakek Gus Dur.

Baca Juga: Kisah Mbah Kholil Bangkalan dan Pengemis Gembel

Gus Dur kemudian bangkit dan mohon pamit kepada Gus Mus dan keluarganya untuk meneruskan perjalanan ke Jombang memenuhi panggilan kakeknya yang dibisikkan kepadanya itu.

Jika Si Mbah sudah memanggil, Gus Dur akan segera datang, tanpa berbicara apapun.
Begitu pula jika ibunya memanggil.

Di tengah perjalanan menuju Tebuireng, tetiba Gus Dur juga ingin menyambangi atau berziarah ke makam Mbah Wahab Chasbullah Tambakberas, guru pertama yang mengajari Gus Dur kebebasan berpikir.

Baca Juga: 6 Nasihat Mbah MAIMOEN ZUBAIR

Setelah itu, Gus Dur langsung menuju ke makam kakek, ayahnya dan anggota keluarga lainnya di Tebuireng. Gus Dur berjalan kaki menuju makam.

Seperti biasa, Gus Dur membaca tahlil dan berdoa dengan khusyu beberapa saat.

Konon diceritakan, Gus Dur tidak hanya sekadar berdoa, tetapi ia sedang berbicara dengan sang kakek.

Baca Juga: Genap 2 Tahun, Portal Majalengka Syukuran Bersama Puluhan Anak Yatim

Itulah karomah Gus Dur sungguh Luar Biasa, semoga cerita ini bisa bermanfaat bagi kita semua.dan menambah kecintaan kita kepada ulama.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Facebook Cerita Islam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah