PORTAL MAJALENGKA - Sosok ini oleh para ulama di Jawa, khususnya kiai-kiai Nadhlatul Ulama (NU), disebut Syaikhona. Syaikhona sendiri bermakna Mahaguru, orang yang dihormati sebagai gurunya para ulama.
Panggilan ini tidak main-main lantaran sosok bernama lengkap Al-'Aalim Al-'Allaamah Asy-Syekh Al-Hajji Muhammad Kholil bin Abdul Lathif al-Bangkalani al-Maduri al-Jawi asy-Syafi'I atau dengan nama kecil Muhammad Cholil, begitu dihormati.
Keluasan ilmu dan pengaruhnya tidak hanya dihormati oleh Nahdliyin, tapi juga oleh ulama-ulama di seantero Indonesia karena luasnya ilmu yang Mbah Kholil miliki.
Baca Juga: Genap 2 Tahun, Portal Majalengka Syukuran Bersama Puluhan Anak Yatim
Dilansir portal Majalengka dari akun Facebook Cerita Islam, dikisahkan.
Suatu hari Almaghfullah Kyai Syaikhona Kholil (Bangkalan - Madura) sedang menemui tamu tamunya di ruangan depan.
Mbah Kholil yang juga Ulama besar dan salah satu guru dari KH Hasyim Asy'ari (pendiri NU / kakek Gus Dur) duduk dengan salah satu lutut tertekuk di depan perut.
Baca Juga: Lewat BLIF 2022, Ajak Anak Muda Peduli Lingkungan dan Dukung Produk Lokal
Mbah Kholil, sambil bercengkerama dengan para tamu tamunya di temani secangkir kopi yang ada di hadapan masing-masing.