Kecemerlangan namanya sempat membuat tertarik Sultan Malik Syah, hingga ia pernah ditawari suatu kedudukan yang tinggi di istana sang sultan.
Akan tetapi, Umar Khayyam agaknya tidak tertarik dengan itu semua. Ia lebih tertarik dengan pada dunia keilmuan dan sastra serta sains sebagai tempat bergumul dan sebagai ajang pengembangan kreativitasnya yang meledak-ledak.
Untuk itu, Umar Khayyam hanya menerima dana dari sang sultan. Yang kemudian ia manfaatkan untuk penelitian, khususnya dibidang matematika dan astronomi.
Sultan mendirikan sebuah observatori astronomi yang megah sebagai tempat Umar Khayyam mempersiapkan dan menyusun tabel-tabel astronomi yang kemudian banyak digunakan oleh orang.
Selain itu, Umar Khayyam juga diangkat menjadi ketua merangkap anggota dari sebuah kelompok sarjana, terdiri dari 8 orang yang ditunjuk langsung oleh sang sultan untuk mengadakan penelitian astronomis di perguruan tinggi Nizamiah, Baghdad, Irak.
Para ilmuan inilah yang nanti akan berhasil melakukan modifikasi terhadap perhitungan kalender umat muslim.
Pembaharuan ini didasarkan pada pemikiran juga kenyataan bahwa dalam kehidupan sepanjang tahun orang hanya mengenal tahun Syamsiyah yang 365 hari, dan tahun Qomariyah yang 354 hari.
Pada dasarnya, ini merupakan sebuah tugas yang mirip dengan revisi yang dilakukan oleh Paus Gregory XIII pada tahun 1528 M terhadap kalender Kristen atau kalender Julian (Julius Caesar) yang telah dipakai sejak tahun 46 M.