Baca Juga: KSP Moeldoko Klaim Telah Lakukan Antisipasi Krisis Pangan
Hasil kerja kelompok Umar Khayyam tersebut ternyata jauh lebih baik dibanding dengan yang dibuat oleh Paus Gregory XIII.
Karyanya mengenai Aljabar, semisal "Al-Jabr" ("Algebra") yang telah diterjemahkan dan diedit oleh F. Woepoke ke dalam bahasa Prancis (Paris - 1857 M) merupakan sumbangan amat yang berharga bagi negrinya serta bagi studi dibidang matematika pada umumnya.
Umar Khayyam orang pertama yang secara ilmiah mengklasifikasi persamaan-persamaan tingkat satu (persamaan Linier) serta memikirkan kemungkinan dan mengutamakan masalah persamaan tingkat tiga (kubik) yang berpangkat dari persamaan umum.
Baca Juga: Kemenkes Prioritaskan 1,4 Juta Tenaga Kesehatan Dapat Vaksinasi Booster Kedua
Lain halnya dengan al-Khawarizmi yang lebih banyak mencurahkan perhatiannya pada persamaan kuadrat.
Mengenai pandangan-pandangan dan pemikiran-pemikiran keagamaan, Umar Khayyam termasuk tokoh moderat (tidak ortodok). Sehingga kadang kala menimbulkan semacam kecurigaan diantara sejumlah koleganya sezamannya.
Dikemudian hari Umar Khayyam sangat dikenal di Barat sebagai orang penyair ulung (yang sifatnya lebih religius dan spiritual) syair-syairnya disusun dan dibangun dalam satu kumpulan Rubaiyyat atau Quatrain (syair-syair 4 baris) sejumlah kurang lebih 500 quatrain telah diciptakannya meskipun ada anggapan bahwa tidak semuanya merupakan hasil karyanya sendiri.
Baca Juga: Ajaib! Orang Buta yang Tiba-tiba Sembuh dalam Satu Malam, Begini Kisahnya
Syair-syairnya tampaknya mempunyai mood yang tiap kali berubah kadang Umar Khayyam mengungkapkan kerendahan hati kepada Allah, tapi juga kerap kali dengan nada sinis mengejek penuh harap dan fatalistik.