Network
PORTAL MAJALENGKA - Kisah lantunan sholawat dalam sebutir beras yang dilakukan Nyai Sholihah sebelum dimasak dan dikonsumsi oleh Gus Dur kecil.
Gus Dur dapatkan perlakuan istimewa dari sang ibu tercinta Nyai Sholihah dari semenjak Gus Dur kecil.
Nasi yang selama ini Gus Dur makan ternyata bukan nasi sembarangan, ternyata didalam sudah terdapat lantunan Sholawat.
Baca Juga: SAWO KECIK Ditanam Sunan Gunung Jati di Gunung Ciremai, Saat Mencari Ilham
Hal Ini perlu menjadi pedoman bagi para orang tua, Jika ingin memiliki seorang anak yang sholeh alim dan ahli ibadah hendaknya kedua orang tua nirakati anaknya.
Cara tirakati pun telah banyak diajarkan oleh para ulama yang mengajarkan orang tua untuk wirakati anak.
Salah satunya dengan memberikan harta yang halal untuk anak dan puasa pada saat hari kelahiran anak.
Baca Juga: TERUNGKAP RAHASIA Maqom Wali dari Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang dan Sunan Drajat
Sedangkan Kyai Haji Arwan Amin memberikan amalan Surat al-furqon ayat 74 yang dibaca tiga kali setelah sholat, supaya Allah memberikan anak yang baik dan menjadi ahli Quran dan berakhlak mulia.
Berbeda lagi dengan nyai Sholihah yaitu istri kyai Haji Wahid Hasyim dalam nirakati anaknya yaitu KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Diceritakan oleh ustadz Ahmad Muntaha yang menceritakan kisah yang ia dapat dari dokter pribadi atau asisten Gus Dur.
Tirakat yang dilakukan oleh Nyai Sholihah adalah melantunkan sholawat pada setiap butir-butir beras sebelum dimasak.
Baca Juga: PERJUANGAN LUAR BIASA Gus Dur Kecil Bantu Ekonomi Keluarga sampai Tidak Naik Kelas
Hal tersebut dilakukan oleh beliau selama bertahun-tahun, hingga menumbuhkan pribadi Gus Dur yang kita ketahui sekarang ini.
Memilih dan memilah butir-butir beras terbaik, sembari melantunkan sholawat pada setiap butir beras yang dipilih.
Nyai Sholihah, memilah butir beras tersebut hingga sekiranya cukup untuk dimasak pada hari itu.
Esoknya Nyai Sholihah melakukan hal yang sama, setelah butir-butir yang mengandung shalawat tersebut kemudian ia masak.
Baca Juga: Kisah Kiai Semarang Saksikan Langsung Karomah Habib Luthfi Bin Yahya Diceritakan Abuya Uci Turtusi
Ketika butir beras itu telah matang menjadi nasi, Nyai Sholihah akan melarang siapapun menyentuh nasi tersebut kecuali untuk 3 orang yaitu: KH. Hasyim Asy'ari, KH. Wahid Hasyim dan Gus Dur.
Dari nasi yang mengandung shalawat itulah Nyai Sholihah menirakati Gus Dur hingga bertahun-tahun lamanya.
Hingga tidak tahu hingga usia berapa Gus Dur kecil mendapat perilaku istimewa seperti itu dari ibundanya.
Gus Dur pun tumbuh menjadi sosok jenius secara personal, sosial, dan spiritual. Faktor apakah yang menjadikan Presiden Republik Indonesia keempat ini bisa sehebat itu semasa hidupnya.
Bahkan setelah Gus Dur telah wafat pun sama, kuburnya hingga kini tidak pernah sepi dari para pengunjung ziarah yang datang ke makamnya.
Bahkan Gus Dur diyakini bahwa dia merupakan seorang wali, oleh banyak kalangan terutama kalangan para ulama Nahdiyin yang menyaksikan karomah yang dimiliki Gus Dur.
Ternyata sholawat dalam tiap butir nasi yang dibacakan sang ibu, menjadi kata kunci kesuksesan seorang sosok Gus Dur ini.
Subhanallah, ini bisa menjadi satu pedoman bagi orang tua, yang menginginkan putra-putranya tumbuh menjadi putra-putri yang Sholih dan Sholihah.
Baca Juga: UTBATUL GULAM, Mantan Ahli Maksiat Jadi Wali, Doanya Mampu Guncang Langit
Tirakati putra-putri kita agar bisa tumbuh menjadi pribadi yang berguna bagi Nusa Bangsa dan agama. Barokallah.***
