MANUNGGALING KAWULO GUSTI, Ajaran Syekh Siti Jenar Dianggap Berbahaya Oleh Sunan Gunung Jati dan Walisongo

- 26 Juni 2022, 21:45 WIB
Cuplikan film Syekh Siti Jenar, yang menceritakan mengenai ajaran Manunggaling Kawulo Gusti yang dinilai berbahaya oleh Sunan Gunung Jati dan walisongo.
Cuplikan film Syekh Siti Jenar, yang menceritakan mengenai ajaran Manunggaling Kawulo Gusti yang dinilai berbahaya oleh Sunan Gunung Jati dan walisongo. /Tangkap layar Youtube Padepokan Sugaluh

PORTAL MAJALENGKA - Ajaran Manunggaling Kawulo Gusti yang diajarkan Syekh Siti Jenar, dianggap berbahaya oleh Sunan Gunung Jati.

Bahkan bukan hanya Sunan Gunung Jati yang gusar dengan ajaran Syekh Siti Jenar ini, Manunggaling Kawulo Gusti.

Dewan Walisongo juga dibuat marah dengan Syekh Siti Jenar yang mengajarkan Manunggaling Kawulo Gusti kepada masyarakat.

Ajaran Syekh Siti Jenar, Manunggaling Kawula Gusti dianggap bisa menyesatkan umat oleh Sunan Gunung Jati dan Dewan Walisongo lainnya.

Baca Juga: Sunan Panggung Murid Syekh Siti Jenar Bawa Anjing ke Dalam Masjid, Dewan Walisongo Bertindak!

Pada dasarnya ajaran Manunggaling Kawulo Gusti yang disampaikan Syekh Siti Jenar adalah benar dan tidak melenceng dari ajaran agama.

Namun ajaran Manunggaling Kawulo Gusti akan berbahaya jika diajarkan kepada orang yang masih awam, yang bisa saja salah dalam menafsirkan ajaran ini.

Ajaran Manunggaling Kawulo Gusti hanya bisa difahami dan dimengerti orang yang telah memiliki dasar agama yang kuat.

Namun akan sangat berbahaya jika diajarkan kepada masyarakat yang masih awam, karena bisa salah menafsirkannya.

Ulama-ulama sufi yang menjadi rujukan Syekh Siti Jenar dalam menyampaikan dakwah Islam di tanah Jawa, yang menjadikan Syekh Siti Jenar memiliki pandangan berbeda dengan Walisongo.

Baca Juga: Sunan Gunung Jati Marah Besar kepada Syekh Siti Jenar, Ajarannya Bisa Bawa Umat Nyasar

Ilmu tasawuf merupakan ilmu yang berdiri tegak di atas fenomena pengetahuan intuitif yang bersumber dari kalbu. Namun ilmu tasawuf ini oleh Syekh Siti Jenar digabungkan hingga sedemikian rupa dengan ilmu logika.

Sehingga, ajaran yang disampaikan Syekh Siti Jenar tidak lazim dalam pengajaran ilmu tasawuf.

Ilmu Tasawuf sejatinya merupakan ilmu pengetahuan intuitif yang bersifat rahasia. Oleh Syekh Siti Jenar dirubah menjadi ilmu  terbuka.

Syaikh Siti Jenar beranggapan bahwa pengetahuan makrifat yang bersifat irasional dirubah menjadi rasional.

Tokoh sufi Husein bin Mansyur al-Hallaj dan Ibnu Araby tampaknya sangat mempengaruhi ajaran Syekh Siti Jenar.

Baca Juga: Dialog Menegangkan Sunan Giri dengan Syekh Siti Jenar, Detik-detik sebelum Dihukum Mati

Al-Hallaj mengajarkan bahwa penciptaan alam semesta ini tidak lain dikarenakan Allah ingin menyaksikan diri-Nya di luar diri-Nya.

Hal ini mengambil dari satu dalil sebagaimana bunyi hadis Qudsi yang memiliki arti “Aku adalah harta yang tersembunyi. Lalu Aku ingin dikenal maka Aku ciptakan makhluk.”

Oleh karenanya, semua yang ada adalah Zat Allah semata, begitu pandangan yang diajarkan oleh Al-Hallaj.

Maka saat Allah mencipta alam semesta tidaklah dengan zat lain, melainkan dengan Zat-Nya sendiri. Dan apapun ciptaan Allah itu, Allah menyaksikan diri Allah itu sendiri.

Dengan pandangan ini, sebagaimana Ibnu Araby, Syaikh Siti Jenar meyakini bahwa di dalam semua ciptaan tersembunyi anasir Sang Pencipta.

Baca Juga: WAJIB TAHU! Makna Mendalam Doa Makan Menurut Habib Luthfi Bin Yahya

Dimana Sang pencipta disebut zhahir, dan yang Haqq disebut bathin. Khalq adalah wujud yang tergantung pada wujud mutlak Tuhan. Tanpa wujud mutlak Tuhan, tidak akan ada khalq yang maujud.

Itu berarti, yang memiliki wujud hakiki adalah Tuhan, sedangkan khalq (ciptaan) hanyalah bayangan maya dari Tuhan.

Ajaran Syekh Siti Jenar yang ada diajarkan olehnya dikenal dengan sebutan Manunggaling Kawula Gusti.

Menanamkan suatu pemahaman bahwa semua makhluk di dunia pada hakikatnya sama di hadapan Tuhan, baik raja maupun rakyat.

Jika tidak mengetahui hakikat sejati kehidupan maka mereka akan jatuh ke dalam kekosongan ukhrawiah.

Baca Juga: GUYON CERDAS Gus Dur, Hadapi Masalah dengan Tertawa Terbahak

Tapi sebaliknya, meski orang itu hina jika telah waskita atau memahami tunggalnya antara pencipta dengan yang diciptakannya maka dia akan hidup abadi.

Itulah Ajaran Manunggaling Kawula Gusti yang dianggap berbahaya oleh Sunan Gunung Jati dan Walisongo lainnya.

Karena jika salah dalam menafsirkannya, bisa membuat umat akan tersesat, bahkan akan menganggap dirinya adalah wujud dari Allah SWT. Wallahu a’lam bishawab. *

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: Atlas Walisongo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah