Imam Al-Jazuli mulai mempelajari Al-Quran dan ilmu lainnya di tanah kelahirannya hingga akhirnya berkelana dari daerahnya di sekitar akhir abad ke-8 atau awal abad ke-9 masehi.
Kota Fez, yang terkenal sebagai tempatnya para ilmuwan Islam, menjadi tujuan Imam Al-Jazuli untuk mencari ilmu dan belajar di Madrasah Shaffarin.
Di kota inilah Imam Al-Jazuli bertemu dengan salah satu sufi besar saat itu, Syekh Ahmad Zaruq.
Seperti disebutkan di Sab'atu Rijali Murrakusy, Imam Al-Jazuli hidup menyendiri dan menjauh dari keramaian di kota ini.
Di dinding kamar Imam Al-Jazuli, tertulis kata "mati...mati...mati.." yang mengindikasikan kegelisahan beliau dalam menjalani hidupnya dan pencarian seorang Syekh murabbi yang tepat.
Hal ini menyebabkan kegelisahan yang menjadi-jadi hingga Imam Al-Jazuli akhirnya Pergi ke timur untuk mencari ulama dan Masyayikh yang tepat untuk membimbing beliau ke Jalan suluk (tarekat).
Sejarawan mencatat setidaknya Butuh Waktu 7 tahun mengelilingi Hijaz, Mesir, hingga Al-Quds untuk menempuh perjalanan Imam Al-Jazuli.
Hingga akhirnya Imam Al-Jazuli bertemu dengan Syekh Muhammad Al-Ajamiy dari Al-Azhar hingga akhirnya kembali ke Fez.
Di kota Fez, Imam Al-Jazuli pula melahirkan karya Monumental beliau yaitu Dalail Al-Khairat, yang dibaca oleh umat Islam di seluruh penjuru dunia.