Baca Juga: Sirkuit Mandalika Siap Songsong Pagelaran MotoGP 2022, Cek Harga Tiketnya Sekarang
Setelah dari pesantren Kiai Kholil, Kiai Hasyim melanjutkan ke pesantren Siwalan Panji (Sidoarjo) yang diasuh Kiai Ya’kub.
Atas nasihat Kiai Ya’kub, KH Hasyim Asy’ari akhirnya meninggalkan tanah air untuk berguru pada ulama-ulama terkenal di Mekah sambil menunaikan ibadah haji.
Di Mekah, Kiai Hasyim berguru pada syaikh Ahmad Amin al-Attar, Sayyid Sultan bin Hashim, Sayyid Ahmad bin Hasan al-Attas, Syaikh Sa’id al-Yamani.
Kemudian, Sayyid Alawi bin Ahmad al-Saqqaf, Sayyid Abbas Maliki, Sayyid Abdullah al-Zawawi, Syaikh Salih Bafadal, dan Syaikh Sultan Hasim Dagastana.
Lalu, Syaikh Shuayb bin Abd al-Rahman, Syaikh Ibrahim Arab, Syaikh Rahmatullah, Sayyid Alwi al-Saqqaf, Sayyid Abu Bakr Shata al-Dimyati, dan Sayyid Husayn al-Habshi yang saat itu menjadi mufti di Makkah.
Baca Juga: Savefrom: Link dan Gratis Download Video Lagu Imlek 2022 Nick Chung dan Stella Chung
Selain itu, Kiai Hasyim juga menimba pengetahuan dari Syaikh Ahmad Khatib Minangkabawi, Syaikh Nawawi Al-Bantani, dan Syaikh Mahfuz Al-Tirmisi.
Tiga nama yang disebut terakhir (Khatib, Nawawi dan Mahfuz) adalah guru besar yang memberikan pengaruh cukup signifikan dalam pembentukan karakter intelektual KH Hasyim Asy’ari.
Hingga akhirnya, beliau pulang ke Indonesia (Hindia-Belanda saat itu) dan mendirikan organisasi Nadlatul Ulama didirikan pada 31 Januari 1926 di Kota Surabaya. *