Baca Juga: Hari Valentine, Alexander Graham Bell Mengajukan Hak Paten Telepon
Sejak kecil, KH Hasyim Asy’ari hidup dalam lingkungan pesantren tradisional yang kental. Sebab, ayahnya Kiyai Asy’ari adalah pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Keras Jombang.
Sementara, kakeknya Kiai Usman ayah dari ibu KH Hasyim Asy’ari juga dikenal sebagai pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Gedang.
Begitu juga dengan kakek ibunya KH Hasyim Asy’ari, Halimah, yakni Kiai Sihah yang notabene pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Tambak Beras, Jombang.
“Saat usia 5 tahun, KH Hasyim Asy’ari pindah dari Pondok Pesantren Gedang Desa Tambakrejo ke Desa Keras. Beliau mengikuti ayah dan ibunya membangun Pondok Pesantren baru,” lanjut Qona’atun dalam tulisannya.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Film Bertema Valentine yang Cocok Ditonton Bersama Pasangan
Saat beranjak aqil baligh atau tepatnya di usia 15 tahun, KH Hasyim Asy’ari mulai berkelana dari pesantren ke pesantren untuk mencari ilmu.
KH Hasyim Asy’ari adalah seorang tokoh yang haus akan pengetahuan agama Islam. Awalnya beliau belajar di pesantren Wonokoyo (Probolinggo).
Kemudian, pindah ke Pondok Pesantren Langitan (Tuban). Lanjut lagi ke Pondok Pesantren Tenggilis (Surabaya).
Tak berhenti disitu, kemudian berpindah ke Pondok Pesantren Kademangan (Bangkalan), yang saat itu diasuh Kiai Kholil.