Mengenal Sosok Umar Khayyam, Pencipta Rubaiyyat yang Ahli Aljabar

2 Agustus 2022, 08:00 WIB
Ilustrasi. Mengenal sosok Umar Khayyam /Pixabay.com/leolintang

PORTAL MAJALENGKA - Ia bernama Ghyasuddin Abul Fatih Ibnu Ibrahim Al-Khayyam. Ia lahir pada tahun 1048 M di Nishapur, Ibu kota Khuradan, propinsi di Persia.

Dalam salah satu versi sejarah yang ditulis oleh Muhammad dan Saharazuri yang menyatakan bahwa Umar Khayyam lahir di Basang, sebuah perkampungan di distrik Astrabad, akan tetapi ini tidak bertahan dalam beberapa penyelidikan-penyelidikan yang dilakukan kemudian.

Umar Khayyam dikenal dikenal sebagai seorang penyair yang unggul Persia dan juga seorang astronom yang terkenal.

Baca Juga: Gaya Kepemimpinan Sunan Gunung Jati Dijuluki 'Muhammad yang Memakai Blangkon' karena Hal Ini

Ia merupakan salah satu raksasa intelektual pada abad pertengahan. Ia juga terkenal memiliki selera yang bersegi banyak, seorang yang berwatak skeptis (selalu meragukan) dan tak banyak dikenal di Persia sebagai penyair, namun ia dikenal sebagai matematikus dan astronom.

Dalam tulisan H.A.R Gibb dalam karyanya "Legacy of Islam" : "Umar Khayyam adalah nama yang lebih akrab di Inggris dan Amerika, ketimbang di Persia".

Semasa kecilnya ia sudah memperoleh pendidikan yang baik dan teratur dari orang tuanya yang memang berada. Salah satu gurunya yaitu Imam Muwaffak (seorang pendidik yang terkenal di Nisyapur waktu itu).

Baca Juga: Dunia Dalam Ancaman Krisis Pangan, Moeldoko Pastikan Stok Bahan Pangan Domestik Aman

Umar Khayyam sendiri dijuluki sebagai "tent maker" ketika ia mencurahkan pemikirannya serta menunjukan kemampuannya dalam bidang sains dan sastra.

Kecemerlangan namanya sempat membuat tertarik Sultan Malik Syah, hingga ia pernah ditawari suatu kedudukan yang tinggi di istana sang sultan.

Akan tetapi, Umar Khayyam agaknya tidak tertarik dengan itu semua. Ia lebih tertarik dengan pada dunia keilmuan dan sastra serta sains sebagai tempat bergumul dan sebagai ajang pengembangan kreativitasnya yang meledak-ledak.

Baca Juga: Perjuangan! Awal Mula Syekh Nawawi Al-Bantani Menulis Ratusan Kitab Kuning yang Hingga Kini Dipelajari

Untuk itu, Umar Khayyam hanya menerima dana dari sang sultan. Yang kemudian ia manfaatkan untuk penelitian, khususnya dibidang matematika dan astronomi.

Sultan mendirikan sebuah observatori astronomi yang megah sebagai tempat Umar Khayyam mempersiapkan dan menyusun tabel-tabel astronomi yang kemudian banyak digunakan oleh orang.

Selain itu, Umar Khayyam juga diangkat menjadi ketua merangkap anggota dari sebuah kelompok sarjana, terdiri dari 8 orang yang ditunjuk langsung oleh sang sultan untuk mengadakan penelitian astronomis di perguruan tinggi Nizamiah, Baghdad, Irak.

Baca Juga: KERAMAT WALI, Syaikhona Kholil Bangkalan Bikin Marah sang Kyai karena Tertawa Keras saat Sholat Berjamaah

Para ilmuan inilah yang nanti akan berhasil melakukan modifikasi terhadap perhitungan kalender umat muslim.

Pembaharuan ini didasarkan pada pemikiran juga kenyataan bahwa dalam kehidupan sepanjang tahun orang hanya mengenal tahun Syamsiyah yang 365 hari, dan tahun Qomariyah yang 354 hari.

Pada dasarnya, ini merupakan sebuah tugas yang mirip dengan revisi yang dilakukan oleh Paus Gregory XIII pada tahun 1528 M terhadap kalender Kristen atau kalender Julian (Julius Caesar) yang telah dipakai sejak tahun 46 M.

Baca Juga: KSP Moeldoko Klaim Telah Lakukan Antisipasi Krisis Pangan

Hasil kerja kelompok Umar Khayyam tersebut ternyata jauh lebih baik dibanding dengan yang dibuat oleh Paus Gregory XIII.

Karyanya mengenai Aljabar, semisal "Al-Jabr" ("Algebra") yang telah diterjemahkan dan diedit oleh F. Woepoke ke dalam bahasa Prancis (Paris - 1857 M) merupakan sumbangan amat yang berharga bagi negrinya serta bagi studi dibidang matematika pada umumnya.

Umar Khayyam orang pertama yang secara ilmiah mengklasifikasi persamaan-persamaan tingkat satu (persamaan Linier) serta memikirkan kemungkinan dan mengutamakan masalah persamaan tingkat tiga (kubik) yang berpangkat dari persamaan umum.

Baca Juga: Kemenkes Prioritaskan 1,4 Juta Tenaga Kesehatan Dapat Vaksinasi Booster Kedua

Lain halnya dengan al-Khawarizmi yang lebih banyak mencurahkan perhatiannya pada persamaan kuadrat.

Mengenai pandangan-pandangan dan pemikiran-pemikiran keagamaan, Umar Khayyam termasuk tokoh moderat (tidak ortodok). Sehingga kadang kala menimbulkan semacam kecurigaan diantara sejumlah koleganya sezamannya.

Dikemudian hari Umar Khayyam sangat dikenal di Barat sebagai orang penyair ulung (yang sifatnya lebih religius dan spiritual) syair-syairnya disusun dan dibangun dalam satu kumpulan Rubaiyyat atau Quatrain (syair-syair 4 baris) sejumlah kurang lebih 500 quatrain telah diciptakannya meskipun ada anggapan bahwa tidak semuanya merupakan hasil karyanya sendiri.

Baca Juga: Ajaib! Orang Buta yang Tiba-tiba Sembuh dalam Satu Malam, Begini Kisahnya

Syair-syairnya tampaknya mempunyai mood yang tiap kali berubah kadang Umar Khayyam mengungkapkan kerendahan hati kepada Allah, tapi juga kerap kali dengan nada sinis mengejek penuh harap dan fatalistik.

Namun tidak jarang pula ia menjadi garang menantang bahkan memberontak. Tentang sifat kehidupan manusia yang sementara misalnya, ia bersyair:

"Insyafilah, persinggahan kafilah yang lapuk ini.
Pintu gerbangnya siang dan malam berganti.
Bagaimana sultan diganti sultan dalam kebesarannya.
Ia tunduk pada saat takdir, menempuh jalannya"

Baca Juga: Cerita Lucu Gus Dur Saat Pernikahan Anaknya Yeni Wahid

Karya-karya Umar Khayyam telah banyak diterjemahkan kedalam bahasa Inggris. Antara lain oleh Fitz Gerald pada tahun 1839 M, yang kemudian diterbitkan kembali oleh H.M Batson pada tahun 1900 M. Disertai komentar dan kata pengantar.

Pada tahun 1893, E.H Whinfiel juga pernah menerjemahkannya ke dalam sebuah edisinya, "500 Quatrains, a Scholarly Werk" (500 Quatrain sebuah karya ilmiah).

Kemudian pada tahun 1898 M, oleh J. Pavne serta E. Heron Alen pada tahun yang sama juga menerjemahkannya. Bjerregard pada tahun 1902 M. Menerbitkan sebuah buku "Sufi Interpretations of the quatrains of Omar Khayyam" (Interpretasi-Interpretasi kaum sufi terhadap quatrain Umar Khayya. Dan Fitz Gerald).***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Buku 125 Ilmuan Muslim Pengukir Sejarah

Tags

Terkini

Terpopuler