Perkuat Protokol Kesehatan untuk Ramadan Lebih Aman

- 17 April 2021, 10:49 WIB
ilustrasi protokol kesehatan pada siswa SMK Negeri Jateng
ilustrasi protokol kesehatan pada siswa SMK Negeri Jateng /Instagram/@ict.smknjateng


PORTAL MAJALENGKA – Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 terus mengingatkan
masyarakat agar tetap patuh menjalankan protokol Kesehatan (prokes).

Satu hal yang menjadi harapan bersama, level kepatuhan masyarakat bisa meningkat. Peringatan satgas ini merespons tren kasus harian COVID-19 yang secara nasional terkontrol di angka 4.000-an kasus beberapa pekan terakhir.

Kabid Perubahan Perilaku Satgas COVID-19, Dr. Sonny Harry Harmadi, menyampaikan, tren
kasus positif COVID-19, terutama sejak minggu ketiga Januari sampai awal April 2021, menurun.

Baca Juga: BPOM Pastikan Dukung Pengembangan Vaksin Merah Putih

“DKI Jakarta termasuk Provinsi dengan tingkat kepatuhan menjalankan protokol kesehatan
tertinggi selain Bali dan beberapa provinsi lainnya,” terangnya dalam Dialog Produktif bertema Protokol Kesehatan Bulan Ramadan yang diselenggarakan KPCPEN dan ditayangkan di FMB9ID_IKP, Jumat (16/4).

Kendati begitu Sonny mengingatkan untuk memperhatikan kecenderungan perubahan perilaku di masyarakat.

Namun memang ada kecenderungan beberapa minggu terakhir, angka kepatuhan masyarakatnya menurun.

Baca Juga: Ini Persiapan Polri dan Pemda Antisipasi Peniadaan Mudik

"Di DKI Jakarta yang dinilai bagus dengan bulan lalu kepatuhan memakai masker mencapai 85%, sekarang angkanya 80%-81%,” lanjutnya.

Secara nasional, menurut Sonny, positivity rate di Indonesia memang turun dari sekitar 25-27% di Maret menjadi sekitar 11-14% di April.

“Kasus aktif kita turun yang puncaknya mencapai 176.000 di Februari 2021, sekarang menjadi sekitar 108.000. Jadi ini hal bagus tapi jangan kita menjadi lengah, apalagi di tengah dunia sedang mengalami pandemi gelombang ketiga,” terangnya.

Baca Juga: Paksakan Mudik Bisa Timbulkan Lonjakan Kasus Baru

Hal senada disampaikan dr. Widyastuti MKM., Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Menurutnya, Penurunan kasus aktif dan positif COVID-19 sampai Maret 2021 sangat terlihat di DKI Jakarta.

"Tapi tentu hal ini jangan sampai melengahkan kita, karena dua pekan ini kasus harian kita cenderung meningkat lagi sekitar 200 kasus per hari,” terangnya.

Oleh karena itu di bulan Ramadan ini, pemerintah dan berbagai pihak mengimbau kembali
masyarakat untuk mengurangi jumlah kapasitas jamaah masjid dan tempat ibadah lainnya.

Baca Juga: Kapan Terjadi Lailatul Qadar? Begini Keterangan Alquran dan Hadis

Di masa Ramadan kali ini, KH. Nasarudin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal berpesan, Kami
menyampaikan kepada umat Islam, memang pergi ke masjid itu mulia. Tapi kalau ada masalah darurat yang lebih utama kita di rumah saja.

Mencegah bahaya itu jauh lebih besar daripada mengejar manfaat. Bagaimanapun juga pergi ke masjid itu hukumnya sunat, tarawih itu sunat, bahkan salat idul fitri itu sunat.

“Walaupun kuota masjid Istiqlal 50% tapi pada kenyataannya kami hanya menerima jamaah 1% dari kapasitas masjid. Jadi kita hanya terima 2.000 jamaah. Itupun dengan menjalani prokes yang mungkin lebih dari rekomendasi Pemprov. DKI Jakarta, misalnya jarak jamaah salat 1 meter, kami bisa 1,5-2 meter,” tutur KH. Nasarudin.

Baca Juga: Polisi Pelototi Jalan Tikus Wilayah Ciayumajakuning untuk Cegah Mudik

Bagi KH. Nasarudin, Istiqlal perlu tampil menjadi contoh masjid-masjid di Indonesia dalam hal menjaga protokol kesehatan dan membatasi kapasitas jamaah mereka.

“Caranya tentu dengan memilih redaksi yang paling santun agar jamaah tidak tersinggung dengan pembatasan kami ini,” terangnya.

Satgas COVID-19 dalam hal ini telah menyampaikan bahwa ada beberapa titik waspada selama bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri yang perlu diperhatikan.

Baca Juga: Channel YouTube Gen Halilintar dan Thariq Halilintar Diretas Hacker Rusia, Begini Kondisi Terkini

Pertama kita harus mewaspadai di titik perbelanjaan ketika orang-orang mencari takjil atau makanan untuk berbuka.

Kemudian yang kedua kita mewaspadai penyebaran kasus di tempat ibadah. Ketiga kita mewaspadai tempat-tempat pariwisata atau restoran. Terakhir kita membatasi pergerakan massa.

"Oleh karenanya tahun ini tidak ada mudik untuk melindungi semua elemen masyarakat,” terang Sonny.

Baca Juga: Surah Al-Qadr, 5 Ayat Alquran yang Khusus Bahas Lailatul Qadar Berikut Teks Arab dan Latin Serta Artinya

Selain itu, dr. Dirga Sakti Rambe Sp.PD, vaksinolog juga terus mengingatkan pentingnya
prokes di masa pandemi.

"Saya yakin masyarakat sudah memiliki pengetahuan yang cukup setelah satu tahun menghadapi pandemi ini. Tapi kita harus terus mengingatkan dengan edukasi hingga ke level RT/RW,".

Baca Juga: LTMPT Tiadakan Ujian Susulan, Termasuk Peserta UTBK Positif Covid-19

"Secara umum saya perhatikan kesadaran masyarakat di DKI Jakarta, di kota-kota di Jawa, dan kota luar pulau Jawa relatif baik daripada di awal pandemi. Hanya saja kita jangan lengah. 3M, 3T, dan vaksinasi itu adalah kunci untuk menanggulangi pandemi,” jelasnya.***

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah