PORTAL MAJALENGKA - Beberapa negara kembali melaporkan munculnya varian baru
virus Covid-19.
Setelah Inggris melaporkan adanya temuan mutasi dari virus Covid-19 pada akhir tahun lalu, disusul Afrika Selatan dan Brazil juga melaporkan temuan mutasi virus ini.
Pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, dr.
Syahrizal Syarif, MPH,Ph.D, menyatakan bahwa mutasi adalah kemampuan virus untuk
bertahan hidup.
Baca Juga: Tesla Ingin Kembangkan Sistem Baterai Kapasitas Besar dengan Indonesia
Setiap virus ketika menginfeksi satu induk semang seperti sel manusia, kemudian bereplikasi dan dapat terjadi mutasi. Umumnya mutasi terjadi tidak pada bagian penting dari virus.
“Kemampuan kita untuk memeriksa terjadinya berbagai skuensial genetik dari virus yang
beredar di Indonesia masih terbatas. Kalau Inggris sudah melaporkan puluhan ribu varian ke
bank genom. Indonesia melalui Lembaga Molekuler Eijkman baru melaporkan kurang dari
150-an varian virus Covid-19,” karena pemeriksaan ini membutuhkan biaya yang mahal.
kata Syahrizal.
Syahrizal mengatakan, mutasi virus Covid-19 selama ini umumnya tidak terjadi pada bagian
yang penting, namun mutasi yg terjadi pada bagian tanduk - spike dari virus, menimbulkan
kekhawatiran- karena virus akan lebih mudah untuk masuk ke sel sasaran sehingga
penularannya akan lebih cepat dibanding dengan varian yang lama.
Baca Juga: Dewan Keamanan PBB Serukan ke Militer Myanmar untuk Bebaskan Aung San Suu Kyi
Hingga hari ini WHO belum mendapat laporan bukti bahwa varian mutasi virus Covid-19 yang baru ini lebih tinggi tingkat keganasannya. Para ahli juga terus meneliti dampak varian baru ini terhadap tingkat perlindungan vaksin.