Menurut Harrina, tidur yang terganggu akibat harus terbangun untuk berkemih bisa menyebabkan penderita mengalami gangguan suasana hati, gangguan fungsi kongnitif dan memori.
Selain itu berisiko tinggi jatuh dan patah tulang, gangguan konsentrasi hingga penurunan sistem imun yang bisa mengundang penyakit lain.
Dari sisi angka kasus, menurut studi yang melibatkan 1.555 subjek di 7 kota besar Indonesia pada tahun 2020, prevalensi nokturia sebesar 61,4 persen pada laki-laki dan 38.6 persen pada perempuan.
Baca Juga: Demo Tak Dilarang Tapi Dibatasi Jumlah Massanya 50 Orang
Rerata usia pada penelitian tersebut adalah 57 (18-92) tahun dan nokturia didapatkan terbanyak pada kelompok umur 55-65 tahun. ***