Yogurt Baiknya Makanan Pembuka atau Penutup?

- 12 Desember 2020, 13:30 WIB
Ilustrasi yogurt. yogurth dingin baik dijadikan makanan penutup
Ilustrasi yogurt. yogurth dingin baik dijadikan makanan penutup /Pixabay/

PORTAL MAJALENGKA - Profesor kedokteran nutrisi di Columbia University Irving Medical Center, Marie-Pierre St-Onge dalam studinya seperti dikutip ANTARA dari New York Times, menemukan diet Mediterania.

Diet tersebut menekankan makanan seperti sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, polong-polongan, biji-bijian, makanan laut, unggas, rempah-rempah, dan yogurt.

Khusus yang terakhir, Frozen yogurt atau yogurt beku bisa menjadi salah satu pilihan makanan penutup karena kandungan protein dan probiotiknya.

Baca Juga: Konsumsi Air Dingin dan Air Panas Berdampak pada Program Diet, Begini Penjelasannya

Penelitian tersebut dipertegas menurut pakar diet dan nutrisi dari MesaAcademy, Emilia E. Achmadi.

Banyak orang menghindari makanan penutup karena khawatir dengan kandungan gulanya. Padahal, makanan penutup yang sehat dan natural seperti frozen yogurt memberi banyak manfaat.

“Kandungan kalsium, protein dan probiotik yang ada pada frozen yoghurt apalagi jika dikombinasikan dengan buah dan kacang-kacangan yang akan memberikan ekstra vitamin & mineral dan juga serat,” kata dia Sabtu 12 Desember 2020.

Baca Juga: Tips Diet Mudah Ala Shanty, Aman Makan 5 Kali Sehari

Laman Healthline mencatat, frozen yogurt juga mengandung 3-6 persen lemak susu, 111 kalori, 19 gram karbohidrat, 3 gram lemak, 3 persen potasium dan 6 persen fosfor.

Sebuah penelitian dari Harvard menunjukkan konsumsi yogurt saja bisa membantu menjaga berat badan, karena adanya perubahan bakteri kolon dari yogurt yang dikonsumsi.

Selain itu, asupan yogurt sehari-hari juga dapat melindungi dari penyakit jantung dan diabetes tipe-2.

Baca Juga: Ingin Punya Tubuh Proposional? Ini Tips Diet Mudah Ala Wendy Red Velvet

Temuan ini didapat setelah peneliti mengamati tiga kelompok yang terdiri dari 120.877 pria dan wanita tanpa obesitas dan penyakit kronis selama 20 tahun.

Studi lain juga menunjukkan orang yang mengikuti pola diet Mediterania cenderung tidak menderita insomnia dan tidur pendek, meskipun lebih banyak penelitian diperlukan untuk mengkonfirmasi korelasi tidur dan pola makan.

Tetapi sebenarnya, menurut para ilmuwan ketika orang kurang tidur, mereka mengalami perubahan fisiologis yang dapat mendorong mereka untuk mencari makanan cepat saji.

Baca Juga: Cegah Kebutaan Kebutaan karena Diabetes Sejak Dini

Dalam uji klinis, orang dewasa sehat yang hanya diperbolehkan tidur empat atau lima jam semalam akan mengonsumsi lebih banyak kalori dan lebih sering memakan camilan sepanjang hari.

Mereka mengalami lebih banyak rasa lapar dan preferensi mereka untuk makanan manis meningkat. ***

Editor: Hanif Maulana

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah