Pahlawan Masa Kini, Relawan Perawat Plus Sopir Ambulans Covid-19

11 November 2020, 06:00 WIB
PAHLAWAN masa kini sebagai sopir ambulans di bawah Gugus Tugas Covid-19, Ika Dewi Maharani saat menjadi narasumber di BNPB 16 April 2020 lalu.* /BNPB/

PORTAL MAJALENGKA – Selain tenaga kesehatan rumah sakit, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 juga terbantu dengan peran relawan yang jumlahnya masih terbatas.

Salah satunya relawan sopir ambulans RS Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Ika Dewi Maharani.

Dia bercerita sempat mengangkut 87 pasien terinfeksi corona dalam sehari, yang menandakan dalam beberapa waktu terjadi lonjakan jumlah pasien terinfeki SARS-CoV-2.

Baca Juga: Positif COVID-19 di Indonesia Menjadi 440.569, Sembuh 372.266 Orang

“Kalau biasanya minimal enam pasien diangkut sehari,” kata Ika, perempuan pertama sopir ambulans RSDC, dalam diskusi daring Satgas Covid-19 terkait Hari Pahlawan 10 November yang dipantau di Jakarta, Selasa 10 November 2020.

Ika sendiri memilki tugas beragam meski kewajiban pokoknya adalah sopir. Sebagai lulusan akademi keperawatan di Surabaya, dia juga menjadi perawat pasien Covid-19 yang diangkutnya melalui ambulans.

Baca Juga: Ridwan Kamil : Kluster Ponpes Prioritas Tes Covid-19

Di tengah keterbatasan relawan Covid-19, dia menuturkan bahwa dirinya harus memiliki kemampuan lain sebagai teknisi mobil ambulansnya. Sehingga juga terbiasa memeriksa kelaikan komponen kendaraan.

Sebagai seorang ibu dengan anak di Ternate, Ika mengatakan kerap menghubungi keluarganya di kampung halaman melalui ponsel.

Dia mengaku rindu, tetapi karena kewajiban dan alasan protokol kesehatan maka hingga kini belum dapat menemui keluarga secara langsung.

Baca Juga: Selain Menjadi Relawan Muda, Ini Fakta Menarik Lain Putra Mahkota Thailand

“Saya bertugas satu hari dan satu hari lainnya libur. Waktu off kami telepon keluarga dan anak. Sebelum berdinas tetap berkabar juga untuk memberi tahu kami sehat,” katanya.

Ika mengatakan ibunya sempat mempertanyakan keputusannya untuk menjadi relawan Covid-19 di Jakarta. Tetapi setelah dijelaskan tentang protokol ketat relawan dan kewajiban menolong perawat tidak boleh pilih-pilih pasien, akhirnya ibu mengizinkan.

Baca Juga: Hidup Sehat dan Berhenti Merokok Untuk Menghindari Dampak Terburuk COVID-19  

“Awalnya tidak menyangka, tinggal nunggu wisuda. Saya melihat Jakarta terdampak pandemi. Kalau tidak ke pusatnya, ini akan menyebar sehingga saya mendaftar jadi relawan. Saya tidak menyangka kami sebagai perawat evakuasi pasien, tapi menjadi driver juga. Itu tantangan bagi saya,” katanya. ***

Editor: Hanif Maulana

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler